Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Agus Salim mengatakan berdasarkan data astronomi pada 15-16 Juli matahari akan melintas tepat di atas Kakbah yang dapat dimanfaatkan untuk mengecek arah kiblat shalat.
Agus kepada wartawan di Jakarta, Jumat, mengatakan peristiwa itu akan terjadi pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA.
"Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Kakbah," kata dia.
Menurut dia, peristiwa itu dikenal juga dengan nama Istiwa A'dham atau Rashdul Qiblah yaitu waktu matahari di atas Kakbah dengan bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Peristiwa itu dapat digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblatnya. Caranya adalah dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat Rashdul Qiblah.
Agus mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat itu agar mendapatkan presisi yang tinggi dan minimal kesalahan, di antaranya sebagai berikut, Pertama, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul.
Proses kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata; dan terakhir, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Agus kepada wartawan di Jakarta, Jumat, mengatakan peristiwa itu akan terjadi pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA.
"Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Kakbah," kata dia.
Menurut dia, peristiwa itu dikenal juga dengan nama Istiwa A'dham atau Rashdul Qiblah yaitu waktu matahari di atas Kakbah dengan bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Peristiwa itu dapat digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblatnya. Caranya adalah dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat Rashdul Qiblah.
Agus mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat itu agar mendapatkan presisi yang tinggi dan minimal kesalahan, di antaranya sebagai berikut, Pertama, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul.
Proses kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata; dan terakhir, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019