Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwiyono, berkomitmen membuka diri melalui komunikasi dengan siapapun untuk menghadapi segala dinamika yang terjadi.

“Karena menjadi petugas PDI Perjuangan di struktur partai maupun legislatif, haruslah membuka diri terhadap dinamika situasi di luar,” ujar Cak Awi, sapaan akrabnya, ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu.

Anggota DPRD Kota Surabaya tersebut selama ini memang dikenal sangat mudah berkomunikasi dengan siapa pun, baik melalui aplikasi WhatsApp, telepon maupun bertemu langsung.

Nama Awi dipilih sebagai ketua DPC oleh DPP PDI Perjuangan yang surat keputusannya ditandatangani ketua umum Megawati Soekarnoputri dan sekretaris jenderal Hasto Kristiyanto.

Lulusan ilmu politik Fisip Universitas Airlangga tersebut menggantikan posisi Whisnu Sakti Buana yang selama 10 tahun atau dua periode menjadi orang nomor satu di partai banteng moncong putih Kota Surabaya tersebut.

Sebelum terjun ke politisi, Cak Awi sempat berprofesi sebagai wartawan media cetak di Harian Pagi Surya, kemudian pindah ke Majalan Tempo.

Saat pergolakan PDI Pro-Mega pada 1996, Awi berkontribusi dan terlibat melalui pemberitaan di media massa, begitu pula saat era gerakan reformasi.

“Bagi kami para wartawan, perspektif kerakyatan harus dibangun dalam tulisan,” ucapnya.

Di kursi legislatif, ia terbukti mampu menyelesaikan masalah-masalah pembangunan di masyatakat, terutama di daerah pemilihannya, seperti perbaikan jalan, saluran air dan lampu jalan.

Dia juga dikenal responsif ketika warga menghadapi persoalan, seperti saat tahun ajaran baru sekolah dan menangani persoalan warga di rumah sakit.

Sejak berkiprah di dunia politik, Cak Awi dipercaya masuk sebagai tim PDIP sejak Pemilu dan Pilpres 2004, Pilkada kota maupun provinsi hingga Pemilu dan Pilpres 2019. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019