Tim gabungan dari Basarnas, BPBD Kabupaten Kediri, dan relawan masih mencari bocah yang terhanyut di Sungai Brantas, tepatnya Desa Badal Pandean, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Koordinator Pos Basarnas Trenggalek Brian Gautama mengatakan satu SRU air telah bergerak melakukan penyisiran di sungai dengan menggunakan perahu karet.
"Perahu yang digunakan itu juga dilengkapi dengan mesin Mopel (Motor Tempel) berkekuatan 25 PK," katanya saat dikonfirmasi, Sabtu.
Pihaknya mengungkapkan untuk pencarian yang pertama adalah di sekitar lokasi yang diduga bocah itu tenggelam tepatnya berada pada koordinat 7° 52' 05.4" S - 111° 58' 54.4" E. Kemudian pencarian dilanjutkan dengan menyusuri aliran Sungai Brantas hingga sejauh 10 kilometer.
Ia menambahkan, saat melakukan penyisiran sungai tersebut SRU air melakukan manuver perahu di titik-titik yang dicurigai.
Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan gelombang air yang besar, agar korban yang semula diduga berada di dasar sungai dapat terangkat ke permukaan.
Sementara itu, pada saat yang bersamaan, tim SAR gabungan juga mengerahkan satu SRU untuk melakukan penyisiran melalui jalur darat di sepanjang kanan dan kiri sungai. Penyisiran darat tersebut dilakukan dengan menempuh jarak sekitar 5 kilometer.
Dalam penyisiran darat tersebut, tim SAR gabungan juga aktif berkomunikasi dengan warga yang beraktivitas di sekitar sungai dan menyebarkan informasi tentang kejadian korban kepada mereka.
"Melalui penyebarluasan informasi ini, apabila ada warga yang melihat tanda-tanda keberadaan korban, maka diharapkan melaporkannya kepada petugas yang melakukan pencarian agar kemudian ditindaklanjuti," ujar Brian.
Selain tim operasi Pos Basarnas Trenggalek, sejumlah potensi SAR juga ikut terlibat dalam proses pencarian Febrian, di antaranya dari Koramil Ngadiluwih, Polsek Ngadiluwih, BPBD Kabupaten Kediri, relawan lainnya termasuk warga sekitar.
Sebelumnya, seorang bocah diduga terhanyut dan tenggelam saat bermain di aliran Sungai Brantas tepatnya di Desa Badal Pandean, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jumat (5/7). Bocah tersebut bernama Muhamad Febrian Koironi (8), asal Dusun Badal Cikal, Desa Badal Pandean, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Kediri Randy Agata mengatakan mengatakan, awalnya bocah itu bermain air dengan tiga orang rekannya. Ibunda korban juga mengiyakan jika anaknya diajak bermain oleh teman-temannya sebayanya tersebut.
Di saat itu, ibu korban hendak membantu ke rumah keluarga yang mempunyai hajat. Hingga sore hari saat ibu korban pulang ke rumah, namun anaknya juga ternyata tidak ada di rumah.
Ibu korban, kata Randy, sempat berusaha mencari di sekitar sungai dan menanyakan kepada orang yang memancing di bantaran sungai, apakah melihat anak-anak yang bermain atau tidak, tetapi tidak ada yang melihat.
Ayah korban juga berusaha mencari di bantaran sungai dan oleh warga diberi tahu bahwa sepeda, baju dan alas kaki milik korban tertinggal di bantaran sungai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Koordinator Pos Basarnas Trenggalek Brian Gautama mengatakan satu SRU air telah bergerak melakukan penyisiran di sungai dengan menggunakan perahu karet.
"Perahu yang digunakan itu juga dilengkapi dengan mesin Mopel (Motor Tempel) berkekuatan 25 PK," katanya saat dikonfirmasi, Sabtu.
Pihaknya mengungkapkan untuk pencarian yang pertama adalah di sekitar lokasi yang diduga bocah itu tenggelam tepatnya berada pada koordinat 7° 52' 05.4" S - 111° 58' 54.4" E. Kemudian pencarian dilanjutkan dengan menyusuri aliran Sungai Brantas hingga sejauh 10 kilometer.
Ia menambahkan, saat melakukan penyisiran sungai tersebut SRU air melakukan manuver perahu di titik-titik yang dicurigai.
Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan gelombang air yang besar, agar korban yang semula diduga berada di dasar sungai dapat terangkat ke permukaan.
Sementara itu, pada saat yang bersamaan, tim SAR gabungan juga mengerahkan satu SRU untuk melakukan penyisiran melalui jalur darat di sepanjang kanan dan kiri sungai. Penyisiran darat tersebut dilakukan dengan menempuh jarak sekitar 5 kilometer.
Dalam penyisiran darat tersebut, tim SAR gabungan juga aktif berkomunikasi dengan warga yang beraktivitas di sekitar sungai dan menyebarkan informasi tentang kejadian korban kepada mereka.
"Melalui penyebarluasan informasi ini, apabila ada warga yang melihat tanda-tanda keberadaan korban, maka diharapkan melaporkannya kepada petugas yang melakukan pencarian agar kemudian ditindaklanjuti," ujar Brian.
Selain tim operasi Pos Basarnas Trenggalek, sejumlah potensi SAR juga ikut terlibat dalam proses pencarian Febrian, di antaranya dari Koramil Ngadiluwih, Polsek Ngadiluwih, BPBD Kabupaten Kediri, relawan lainnya termasuk warga sekitar.
Sebelumnya, seorang bocah diduga terhanyut dan tenggelam saat bermain di aliran Sungai Brantas tepatnya di Desa Badal Pandean, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jumat (5/7). Bocah tersebut bernama Muhamad Febrian Koironi (8), asal Dusun Badal Cikal, Desa Badal Pandean, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Kediri Randy Agata mengatakan mengatakan, awalnya bocah itu bermain air dengan tiga orang rekannya. Ibunda korban juga mengiyakan jika anaknya diajak bermain oleh teman-temannya sebayanya tersebut.
Di saat itu, ibu korban hendak membantu ke rumah keluarga yang mempunyai hajat. Hingga sore hari saat ibu korban pulang ke rumah, namun anaknya juga ternyata tidak ada di rumah.
Ibu korban, kata Randy, sempat berusaha mencari di sekitar sungai dan menanyakan kepada orang yang memancing di bantaran sungai, apakah melihat anak-anak yang bermain atau tidak, tetapi tidak ada yang melihat.
Ayah korban juga berusaha mencari di bantaran sungai dan oleh warga diberi tahu bahwa sepeda, baju dan alas kaki milik korban tertinggal di bantaran sungai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019