Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Jatim, siap membantu perantingan atau pemotongan pohon untuk mempercepat kemajuan pembangunan proyek box culvert di kawasan Manukan-Sememi agar bisa tepat waktu.

Kabid Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum DKRTH Surabaya, Hendri Setianto, di Surabaya, Rabu, mengatakan untuk proyek-proyek saluran, biasanya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Pematusan Surabaya mengajukan surat ke DKRTH untuk minta bantuan perantingan pohon yang akan dipotong.

"Tapi yang gali box culvert tetap Dinas Pekerjaan Umum, kami membantu perantingan dan potong pohon saja," kata Hendri.

Menurut dia, untuk jenis pohon yang dilakukan perantingan atau pemotongan pohon di area saluran air biasanya yang paling banyak jenis pohon sono, mahoni, saga kuning dan tabe buya. "Ada juga pohon besar-besar, kalau tidak pakai alat berat tidak bisa," katanya.

Selama ini, lanjut dia, selalu ada pemberitahuan dari Dinas Pekerjaan Umum pada saat hendak melakukan pemotongan atau perantingan pohon. Biasanya, kata dia, pihaknya selalu menyarankan agar pihak rekanan atau kontraktor yang ditunjuk Dinas Pekerjaan Umum mengirim surat ke DKRTH.

"Biar sesuai administrasi. Tetap kita bantu karena itu proyeknya pemkot," katanya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko)) Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan pemasangan box culvert atau gorong-gorong di wilayah Manukan menuju Sememi, Kota Surabaya, Jawa Timur, ditargetkan akan selesai sebelum musim hujan atau sekitar November 2019.

"Sebenarnya proyek box culvert di jalur ini merupakan proses panjang yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Sebab, proyek box culvert ini membentang dari Girilaya hingga tuntas di Benowo," kata Eri Cahyadi yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKRTH Surabaya ini.

Eri merinci proyek box culvert di Girilaya-Banyu Urip sepanjang 852 meter dibangun pada 2009 dengan menggunakan APBD, Banyu Urip Lor 2-Simo Pomahan sepanjang 1.520 meter dibangun pada 2010 dengan menggunakan APBD, Simo Pomahan-Simo Jawar sepanjang 650 meter dibangun pada 2011 dengan APBD.

Sedangkan proyek box culvert dari Simo Jawa-Margomulyo sepanjang 2.988 meter yang dibangun pada tahun 2012-2014 menggunakan dana APBN. Selanjutnya, dari Margomulyo-Kali Balong sepanjang 500 meter yang dibangun pada tahun 2015, juga menggunakan dana APBN.

Begitu juga box culvert di sisi Babat Jerawat sepanjang 600 meter dibangun pada 2016 dengan menggunakan APBD. Kemudian dari Kandangan–Babat Jerawat sepanjang 2.400 meter dibangun pada 2017-2018 dengan APBD.

Sedangkan yang dikerjakan tahun ini hingga 2020 di sisi Manukan-Banjar Sugihan sepanjang 1.000 meter juga menggunakan APBD. Termasuk pula dari Banjar Sugihan-Sememi sepanjang 1.300 meter juga menggunakan APBD.

"Jadi, total yang dikerjakan pada 2019-2020 dari Manukan-Sememi sepanjang 2.300 meter. Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp139 miliar lebih," katanya. (*)
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019