Tepat 1 Syawal 1440 Hijriah, ribuan umat Islam berbondong-bondong memenuhi Masjid Nasional Al Akbar Surabaya sejak adzan subuh baru berkumandang.
Ba’da subuh, semakin banyak jamaah berjalan dan bergegas menuju "rumah Allah", mulai yang seorang diri, berdua, bertiga, berlima bahkan bersama-sama keluarganya.
Di depan pagar pintu masuk utama, berdiri pria tegap berseragam cokelat, bersabuk putih, memakai rompi kuning dan memegang peluit di tangan kanannya.
Pria itu tak hanya mengatur lalu lintas kendaraan, tapi ke luar masuknya jamaah agar berjalan rapi dan tidak sembarangan saat bergerombol.
"Hati-hati bapak, silakan jalan terus," ucapnya berkali-kali kepada para jamaah yang menyeberang jalan depan masjid sembari mengarahkannya ke pintu pagar.
Menjelang pukul 06.30 WIB, jamaah yang ada di jalanan mulai agak lengang karena sudah masuk masjid untuk menunaikan Shalat Idul Fitri.
Saat itu, di masjid terbesar kedua di Indonesia tersebut, bertindak sebagai imam shalat id adalah KH Abdul Hamid Abdullah selaku Imam Besar masjid setempat, kemudian khatib akan disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Masdar Hilmy.
Pria tegap berseragam cokelat itu masih di sana, tetap mengatur lalu lintas, menyapa dan tersenyum saat jamaah melintas di depannya.
Sesekali, ia merekam aktivitas pagi itu menggunakan ponselnya, lalu saat suasana ramai, ponsel dimasukkan dan giliran peluit yang ditiupnya untuk mengatur.
Usai khatib menutup khutbahnya, 60 ribu jamaah berdiri dan kembali melintasi jalan depan masjid yang lagi-lagi membuatnya harus bekerja ekstra.
Namanya Sugeng, anggota polisi dari satuan lalu lintas Polrestabes Surabaya berpangkat ajun komisaris polisi (AKP) dengan tiga balok di pundaknya.
Ditemui usai shalat idul fitri, ia mengaku bahagia bisa membuat orang lain aman serta nyaman, terlebih berada di dalam suasana lebaran ditambah pemandangan saling bermaaf-maafan dengan keluarga masing-masing.
“Saya pasti bahagia melihat masyarakat bahagia. Ini lebaran dan suasananya harus aman, ibadahnya nyaman,” ujarnya, sembari tersenyum.
AKP Sugeng mengaku kerap terharu melihat momentum jamaah saling bersalaman, bermaaf-maafan meski masih di sekitaran masjid, terlebih setiap tahunnya ia tidak berkumpul di momen hari "H" idul fitri.
"Ya mau bagaimana lagi, ini adalah tugas negara. Keluarga juga sudah mengerti karena hampir setiap tahun seperti ini," ucapnya.
AKP Sugeng sendiri akan mengakhiri masa pengabdiannya sebagai polisi sekitar empat bulan lagi, kemudian pensiun dan berkumpul bersama keluarga.
"Saya tinggal empat bulan lagi sudah pensiun. Jadi, semoga tahun depan bisa berkumpul bersama keluarga," kata perwira pertama itu sembari bersalaman.
AKP Sugeng beserta personel Polrestabes lainnya juga tengah bertugas di "Operasi Ketupat Semeru 2019" yang berlangsung pada 29 Mei hingga 19 Juni 2019.
Operasi Ketupat Semeru 2019
Operasi digelar dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat saat merayakan Lebaran tahun ini.
Selain itu, tujuan pokoknya mengantisipasi daerah rawan kemacetan di beberapa titik-titik serta menekan angka korban kecelakaan dalam berkendara.
Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Eva Guna Pandia mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan petugas gabungan, seperti dinas perhubungan, satpol PP, Satlinmas hingga petugas pemadam kebakaran.
"Dibantu juga dari fungsi lain seperti Sabhara maupun anggota Polsek, serta semua yang akan bersama-sama menyuksekkan Operasi Ketupat Semeru 2019," tuturnya.
Usai operasi, Satlantas Polrestabes Surabaya tak lupa memberi penghargaan kepada anggotanya yang dinilai berdedikasi dan berprestasi selama menjalankan tugas.
Dua anggota Satlantas, masing-masing Aiptu M Rizal Firmansyah yang bertugas sebagai anggota Unit Dikyasa Satlantas Polrestabes Surabaya dan Ketua Tim Urai Satlantas Polrestabes Surabaya Brigadir Pol Muhammad Zaenal Ali Mashar mendapat reward menunaikan umrah gratis.
Penghargaan juga diberikan kepada Unit Lantas Polsek Benowo yang dinilai berprestasi dan lebih baik saat melalukan tugasnya.
"Anggota ini gencar bersosialisasi kepada masyarakat selama periode mudik dan berdedikasi," kata perwira menengah dengan dua melati di pundak tersebut.
Pemberian penghargaan diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi kepada anggota polisi lainnya sehingga selalu bersemangat, ramah serta bekerja keras selama bertugas.
Kasatlatas juga berpesan agar dedikasi ke masyarakat dan negara tidak ditunjukkan saat ada operasi ketupat saja, tapi menjalankan tugas di hari-hari biasanya.
"Kami mengajak semua lapisan masyarakat jangan gampang diprovokasi dan waspada terhadap berita hoaks. 'Jogo Suroboyo' dan NKRI harga mati," imbuh Eva Pandia.
Apresiasi
Sebanyak 9.761 personel gabungan dari Polda Jawa Timur, TNI, Dinas Perhubungan Jawa Timur dan Jasa Raharja diterjunkan dalam operasi ketupat tahun ini, rinciannya dari TNI 1.500 personel, Dishub 975 personel, Jasa Raharja 82 personel dan sisanya dari polri serta dibantu petugas dari instansi terkait lainnya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hernawan juga telah bekerja sama dengan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Secara umum, Polda Jatim mengapresiasi anggota di jajaran Satuan Lalu Lintas Polres serta pihak terkait atas menurunnya angka kecelakaan lalu lintas di wilayah setempat selama berlangsungnya operasi.
“Operasi Ketupat Semeru 2019 berlangsung dengan lancar dan pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2019 lebih baik daripada tahun sebelumnya,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan.
Luki mengungkapkan, berdasarkan data analisa dan evaluasi selama 13 hari Operasi Ketupat Semeru 2019 secara kuantitas terjadi penurunan laka lantas sebesar 54 persen di jalur arteri, dngan jumlah korban meninggal dunia turun menjadi 45 persen.
Sedangkan, laka lantas di jalur tol secara kuantitas tahun ini turun sebanyak 60 persen dengan jumlah nihil korban meninggal dunia.
Untuk kendaraan bermotor yang terlibat laka lantas juga menurun, seperti kendaraan roda dua tahun ini menurun 56 persen dibandingkan tahun lalu jumlah laka lantas roda dua sebanyak 487 kasus dan menurun 217 kasus di 2019.
Untuk mobil penumpang turun 36 persen, 2018 sebanyak 87 kasus dan turun menjadi 56 kasus di 2019, laka lantas oleh mobil barang turun 58 persen, sementara tahun lalu sebanyak 52 kasus dan turun 22 kasus di 2019.
"Turunnya angka laka lantas ini, selain dibukanya tol-tol baru dan adanya mudik gratis. Juga dikarenakan kerja sama dari instansi serta stakeholder terkait dalam menyukseskan mudik dan balik Lebaran di Jatim dengan aman dan lancar," ungkapnya.
Sementara itu, apresiasi Kapolda diberikan melalui penghargaan yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penghargaan pos pengamanan terbaik, pos pelayanan terbaik dan penghargaan bagi anggota jajaran.
Penghargaan pos pengamanan terbaik Operasi Ketupat Semeru 2019 diberikan kepada Polres Gresik, Polres Tulungagung dan Polres Bojonegoro, lalu pos pelayanan terbaik diberikan kepada Polres Gresik, Polres Tuban serta Polres Bangkalan.
Tak itu saja, penghargaan diberikan kepada personel TNI beserta yang membantu Polri dalam kejadian menonjol selama Operasi Ketupat Semeru 2019. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019