Pemerintah Kota Malang menargetkan mampu mereduksi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Supiturang bisa mencapai 200 ton per hari.

Wali Kota Malang Sutiaji di Malang, Senin, mengemukakan saat ini produksi sampah domestik maupun industri di Kota Malang rata-rata mencapai lebih dari 500 ton per hari.

"Ke depan harus bisa kita kurangi dengan berbagai cara, paling tidak bisa turun menjadi 300 atau 400 ton per hari," katanya

Ia menjelaskan, saat ini TPA Supiturang yang memiliki luas sekitar 25 hektare itu kian menyempit karena tumpukan sampah yang kian hari kian bertambah volumenya, sementara Pemkot Malang kesulitan mencari lahan baru sebagai lahan pengelolaan sampah.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) guna meminimalisasi sampah terutama di lingkungan warga dan di tempat pembuangan sementara (TPS).

"Upaya 3R ini akan kita coba terapkan sambil edukasi ke masyarakat, mulai dari rumah agar di TPA Supiturang ini tidak over. Paling tidak dari 500 ton per hari menjadi 300-400 ton," tuturnya.

Sutiaji mengemukakan bagaimana pengelolaan sampah yang sudah dimulai dengan memilah sampah dan diolah di Bank Sampah Malang (BSM) ini bisa semakin maksimal agar mampu menekan volume sampah yang dibuang ke TPA Supiturang, bahkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis, bukan menjadi sesuatu yang menakutkan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagian sampah organik di BSM diolah menjadi pupuk kompos dengan rata-rata sampah yang diolah mencapai 35 ton per hari.

Hanya saja, sampah anorganik seperti plastik masih menjadi persoalan tersendiri dan cukup serius, bahkan menurut Sutiaji, TPA Supiturang sudah mengalami darurat sampah plastik.

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019