Kepolisian Daerah Jawa Timur memeriksa nakhoda Kapal Layar Motor (KLM) Arim Jaya yang tenggelam di antara Pulau Sapudi dan Pulau Giliyang, Sumenep, Senin (17/6).

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Rabu mengatakan beberapa pihak seperti dari nakhoda, kesyahbandaran dan dinas perhubungan akan diperiksa sebagai saksi terlebih dahulu.

"Sudah kita periksa semua, nakhoda termasuk. Syahbandar juga dimintai keterangan, nanti termasuk dinas perhubungan juga," kata Barung.

Barung menyatakan, pemeriksaan dilakukan karena tenggelamnya KLM Arim Jaya diduga mengandung unsur kelalain. "Polisi akan melakukan penyelidikan, karena tidak mungkin tidak ada unsur kelalaian," ujarnya.

Perwira melati tiga ini menambahkan, meski kasus ini ada unsur pidana, namun polisi tidak mau segera menetapkan tersangka. Pasalnya, tim gabungan masih fokus dalam pencarian korban yang hilang.

"Kita fokus pencarian. Tinggal penetapan (tersangka) tapi masih kita periksa. Penyidikan masih berlangsung. Belum ada penetapan tersangka," ucap Barung.

Barung juga menyampaikan, hingga saat ini tidak ada penghentian pencarian korban yang masih hilang. Data sementara yang dikantongi, penumpang termasuk ABK KLM Arim Jaya 61 orang, 39 orang selamat, 19 meninggal dunia dan tiga masih hilang.

"Sampai sekarang pencarian belum ada pencabutan. Kita masih berjalan terus," katanya.

Sementara sebanyak 19 korban yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia semuanya sudah teridentifikasi. Tidak hanya itu, jenazah juga sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sumenep.

Sebelumnya, KLM Arim Jaya diketahui berangkat dari Pulau Guwa Guwa, Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, pada Senin sekitar pukul 07.00 WIB pagi tujuan Pelabuhan Kalianget Sumenep.

Kapal kecil terbuat dari kayu berukuran tiga "gross tonnage" (GT) yang dinakhodai Arim itu diinformasikan terguling setelah terhantam ombak.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019