Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus mendorong puskesmas menjadi "mal orang sehat" (tempat orang sehat) dan juga didorong mengubah paradigma pengelolaan kesehatan dari paradigma sakit menuju paradigma sehat.

"Puskesmas harus menjadi mal orang sehat. Jadi, orang ke puskesmas bukan hanya saat sakit, tapi juga ketika sehat agar terus sehat," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dalam siaran pers diterima ANTARA di Banyuwangi, Kamis.

Selama ini, menurut ia, paradigma pengelolaan kesehatan masih paradigma sakit, dan hal itu termasuk didorong kebiasaan warga ke fasilitas layanan kesehatan hanya ketika sakit saja, sehingga anggaran banyak tertuju ke pelayanan rujukan yang berorientasi ke pengobatan, bukan pencegahan.

Ia menjelaskan, anggaran untuk pelayanan rujukan itu penting, seperti fasilitas di rumah sakit dan Banyuwangi juga telah meningkatkan tipe rumah sakit daerahnya ke tipe B dengan alat kesehatan yang terus dilengkapi.

Namun demikian, kata dia, yang tidak kalah penting adalah preventif, pencegahan dan promosi kesehatan. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

"Padahal, berapa pun anggaran disiapkan, baik lewat BPJS, jaminan kesehatan daerah atau skema lainnya, tetap akan kurang jika promotif dan preventif kesehatan tidak diperhatikan," ucap Anas.

Bupati Anas mengatakan, saat ini penyebab kematian terbesar adalah penyakit tidak menular, seperti darah tinggi, stroke, jantung, yang mayoritas semua itu berawal dari pola hidup tidak sehat.

"Artinya apa? Artinya orang tidak peka hidup sehat, artinya kita gagal mempromosikan gaya hidup sehat. Itu kesalahan kita semua, termasuk pemerintah daerah," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemkab Banyuwangi menyiapkan penghargaan khusus bagi puskesmas yang mampu berinovasi menarik orang sehat untuk datang ke puskesmas, baik untuk konsultasi gizi, tumbuh kembang anak, kesehatan remaja, kesehatan jiwa, sanitasi dan sebagainya.

Bupati Anas pun sempat mengunggah di akun Instagram-nya, @azwaranas.a3, tentang aktivitas puskesmas sebagai mal orang sehat.

"Alhamdulillah, sebagai contoh ini di Puskesmas Jajag, setiap hari rata-rata 20 orang datang untuk konsultasi kesehatan. Kalau setiap hari ada 20 orang konsultasi, sebulan 25 hari kerja ada 500 orang, dikali 45 puskesmas di Banyuwangi, maka 22.500 orang per bulan lakukan konsultasi kesehatan. Bayangkan dampak positifnya bagi kesehatan masyarakat," tulis Bupati Anas di instagram saat mengunggah video aktivitas di Puskesmas Jajag.

Kepala Puskesmas Jajag Banyuwangi, dr Yos Hermawan mengatakan, rata-rata warga yang datang berkonsultasi terkait kesehatan lingkungan.

"Kami juga proaktif, misalnya ada pengantar orang sakit yang kita cermati kok dia itu kelebihan berat badan, maka kami tawarkan konsultasi gizi sekaligus kami cek kondisi gula darah," kata Yos.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019