Pihak kepolisian memberlakukan sistem jalur tiga banding satu yang didominasi oleh arus balik usai Lebaran 2019 menuju arah Bandung dan Jakarta di Jalan Raya Nagreg.
Kasatlantas Polres Bandung AKP Hasby Ristama mengatakan rekayasa lalu lintas tersebut dilakukan agar kepadatan kendaraan arus balik tidak terhambat oleh penyempitan jalur setelah keluar dari lingkar Nagreg.
"Karena kita fokusnya sekarang arus balik, jadi kita lebih baik membuat jalur dengan volume kendaraannya lebih banyak," kata Hasby, di Pos Pengamanan Cikaledong Nagreg, Kabupaten Bandung, Minggu.
Hingga kini, arus balik yang menuju ke arah Bandung tergolong ramai lancar. Walaupun padat, ribuan kendaraan yang melalui jalur Nagreg tetap berjalan dengan tidak lebih dari 40 kilometer per jam.
Hasby menyebutkan selain penerapan jalur tiga banding satu, pihaknya juga telah menertibkan warga atau pemudik sering kali berhenti di terowongan Lingkar Nagreg untuk berswafoto.
Menurutnya, hal tersebut dapat menimbulkan hambatan bagi ribuan kendaraan lainnya dan juga berpotensi menyebabkan kecelakaan.
"Kami melakukan pembersihan di terowongan Nagreg sering kali untuk melakukan swafoto, kemudian ada juga orang jualan di situ, kami terjunkan anggota untuk berjaga sehingga tidak ada lagi di situ, itu sempat jadi hambatan," kata dia lagi.
Setelah melalui jalur Nagreg, kata dia, pemudik juga perlu mengantisipasi terjadi antrean di daerah Rancaekek. Walaupun terdapat empat lajur, menurutnya, di daerah tersebut banyak warga yang menyeberang jalan dan dapat menjadi hambatan.
"Kami membatasi dengan mengkanalisasi masyarakat yang menyeberang semula bisa menyeberang sembarangan, kini kita kanalisasi, jadi di sana dipasang tali panjang," kata dia pula.
Volume kendaraan yang terpantau padat, ia menduga puncak arus balik akan terjadi malam ini, Minggu. Jika diperlukan, kata dia lagi, pihaknya akan menerapkan kembali sistem rekayasa lalu lintas satu arah (one way) dari arah timur.
Menurutnya, hambatan sangat rawan terjadi di Pasar Limbangan dan Pasar Malangbong akibat aktivitas warga.
"Kami rasa sih hari ini ya puncak arus balik, karena kita sudah melakukan one way hingga tiga kali sehari, dari arah sana biasanya hanya dua kali itu, mungkin sekarang bisa jadi empat sampai lima kali," kata dia lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019