Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, menggelar ritual tahlil dan doa bersama untuk seluruh petugas penyelenggara Pemilu 2019 yang "gugur" atau meninggal selama menjalankan tugas.
"Di samping menindaklanjuti instruksi dari KPU RI terkait mendoakan saudara-saudara kita, penyelenggara pemilu yang meninggal dunia, juga merupakan kegiatan kami dalam mengisi acara di bulan Ramadhan," kata Ketua KPU Tulungagung Mustofa di Tulungagung, Selasa.
Ritual doa bersama digelar sederhana di mushala kompleks KPU Tulungagung. Acara diawali dengan tahlil dan kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu komisioner KPU Tulungagung, Mochammad Arif.
Pesertanya tidaklah banyak, hanya tampak beberapa komisioner dan staf Kesekretariatan KPU Tulungagung.
Di depan lokasi acara, tepat di depan imam, terpasang banner bertuliskan "Doa Bersama bagi para penyelenggara pemilu yang sakit dan meninggal dunia".
Mustofa mengatakan, korban penyelenggara pemilu yang sakit dan meninggal di wilayah tugasnya saat ini tercatat sebanyak delapan meninggal dunia, dan 24 sakit. Rinciannya yang meninggal, anggota PPS ada dua orang, KPPS berjumlah tiga orang dan linmas sebanyak tiga orang.
"Sedangkan penyelenggara pemilu yang sakit dan kini menjalani perawatan jalan maupun rawat inap ada 24 orang," katanya.
Dua petugas penyelenggara pemilu yang terakhir meninggal masing-masing bernama Sutarno, Anggota KPPS di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru. Sementara satu lainnya diidentifikasi bernama Agus Widodo, Anggota KPPS Desa Sawo, Kecatatan Campurdarat.
"Mereka sebelumnya susah mengeluhkan sakit. Infornya sempat dirawat namun kondisinya sudah tidak memungkinkan," kata Mustofa.
Jumlah itu baru penyelenggara pemilu di bawah naungan KPU. Angka petugas yang sakit maupun meninggal dipastikan membengkak jika digabungkan dengan data dari Bawaslu Tulungagung.
"Sejauh ini kami sudah mendata semua petugas yang meninggal karena faktor kelelahan dan tugas berat lain sebagai penyelenggara pemilu. Data (korban) juga sudah kami kirim ke KPU RI melalui KPU provinsi, sekarang tinggal menunggu realisasi," katanya.
Ia berharap, bantuan atau santunan untuk petugas penyelenggara pemilu yang meninggal itu untuk mendapat santunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Di samping menindaklanjuti instruksi dari KPU RI terkait mendoakan saudara-saudara kita, penyelenggara pemilu yang meninggal dunia, juga merupakan kegiatan kami dalam mengisi acara di bulan Ramadhan," kata Ketua KPU Tulungagung Mustofa di Tulungagung, Selasa.
Ritual doa bersama digelar sederhana di mushala kompleks KPU Tulungagung. Acara diawali dengan tahlil dan kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu komisioner KPU Tulungagung, Mochammad Arif.
Pesertanya tidaklah banyak, hanya tampak beberapa komisioner dan staf Kesekretariatan KPU Tulungagung.
Di depan lokasi acara, tepat di depan imam, terpasang banner bertuliskan "Doa Bersama bagi para penyelenggara pemilu yang sakit dan meninggal dunia".
Mustofa mengatakan, korban penyelenggara pemilu yang sakit dan meninggal di wilayah tugasnya saat ini tercatat sebanyak delapan meninggal dunia, dan 24 sakit. Rinciannya yang meninggal, anggota PPS ada dua orang, KPPS berjumlah tiga orang dan linmas sebanyak tiga orang.
"Sedangkan penyelenggara pemilu yang sakit dan kini menjalani perawatan jalan maupun rawat inap ada 24 orang," katanya.
Dua petugas penyelenggara pemilu yang terakhir meninggal masing-masing bernama Sutarno, Anggota KPPS di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru. Sementara satu lainnya diidentifikasi bernama Agus Widodo, Anggota KPPS Desa Sawo, Kecatatan Campurdarat.
"Mereka sebelumnya susah mengeluhkan sakit. Infornya sempat dirawat namun kondisinya sudah tidak memungkinkan," kata Mustofa.
Jumlah itu baru penyelenggara pemilu di bawah naungan KPU. Angka petugas yang sakit maupun meninggal dipastikan membengkak jika digabungkan dengan data dari Bawaslu Tulungagung.
"Sejauh ini kami sudah mendata semua petugas yang meninggal karena faktor kelelahan dan tugas berat lain sebagai penyelenggara pemilu. Data (korban) juga sudah kami kirim ke KPU RI melalui KPU provinsi, sekarang tinggal menunggu realisasi," katanya.
Ia berharap, bantuan atau santunan untuk petugas penyelenggara pemilu yang meninggal itu untuk mendapat santunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019