Para tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat berkumpul serta berdoa bersama di Gereja Santa Maria Tak Bercela (STMB) Surabaya, Senin malam, guna mengenang peristiwa bom di tiga gereja setahun lalu.

Tak hanya doa dan pujian dari perwakilan gereja. Penampilan hadrah dan seribu lilin juga mewarnai peringatan di gereja yang berada di Jalan Ngagel tersebut.

Pimpinan Gereja STMB Romo Eka Winarno mengatakan kegiatan ini sebagai simbol setiap tanggal 13 Mei untuk menolak segala bentuk kejahatan, entah teroris, kekerasan lain yang mengakibatkan korban.

"Sejauh saya mengenal dan bertemu dengan korban, mereka mulai bangkit. Namun, untuk pulih tidak bisa diukur, tapi mereka memaafkan. Karena pelaku juga salah tafsir atau memahami agama," katanya.

Romo Eka mengatakan kegiatan refleksi hari ini tak hanya untuk korban bom di tiga gereja di Surabaya, tapi juga di Selandia Baru dan Sri Lanka.

Ia meminta agar kejadian tersebut tak lagi terulang, sehingga perlu keterlibatan dari masyarakat. Selain itu, perlu ditingkatkan persaudaraan antarumat.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera yang mewakili Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat Jatim tidak takut dengan teror.

"Kembali bersatu agar tidak mudah terkena ideologi-ideologi yang tidak bertanggung jawab atas keamanan bangsa," ucapnya.

Tokoh agama menolak kekerasan, ini dalam rangka Surabaya aman tertib dalam pelaksanaan Pemilu 2019.

Video Oleh Naufal Ammar
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019