Festival Patrol Ramadhan 2019 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berlangsung meriah dan alat musik dari bambu yang dimainkan dengan atraktif oleh peserta selain memukau warga lokal  juga membuat rombongan wisata asal Amerika Serikat terpikat dengan atraksi ini.

"Atraktif sekali, kostum-kostumnya sangat lokal dan ini menarik," kata Ivonka Knight, salah seorang rombongan pelaku wisata yang malam itu hadir menyaksikan Festival Patrol Ramadhan 2019 Banyuwangi.

Ivonka mengaku sangat beruntung bisa datang ke Kabupaten Banyuwangi dan bisa melihat langsung pertunjukan musik tradisional (patrol) tersebut.

"Saya senang melihat pertunjukan ini. Para pemainnya adalah orang-orang yang kreatif, mereka bisa mengkolaborasikan musik tradisionalnya dengan tarian yang menarik. Saya menghargai upaya daerah ini yang melestarikan tradisinya," ujar Ivonka.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama rombongan pelaku wisata dari Amerika Serikat dan saat didaulat untuk maju ke depan, didampingi Bupati Anas mereka ikut menirukan gaya pemain patrol.

Sambil memegang kentongan, Jesse Guerra dengan riangnya ikut berteriak sahur, sahur. Tak hanya sekali, sambil antusias memainkan alat musik bambu dia berteriak lagi.

"Sahur sahur sahur," lantang Guerra, koordinator Biro Perjalanan Wisata AS Wilayah Midwest asal Illinois itu.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa patrol merupakan bagian tradisi Ramadhan warga Banyuwangi sejak dulu, dan festival tahunan itu digelar sebagai upaya melestarikan tradisi permainan alat musik bambu tersebut.

"Ini adalah bagian tradisi yang tidak boleh lekang, kami ingin agar musik patrol ini bisa terus dimainkan anak-anak kita dan generasi penerus. Untuk itu festival ini setiap tahun digelar agar musik patrol ini tetap hidup di antara warga," ujar Anas.

Musik patrol adalah musik tradisional yang menggunakan bambu sebagai medianya, dan musik ini banyak dimainkan warga saat Ramadhan untuk membangunkan orang dari tidur supaya segera sahur.

Peserta Festival Patrol yang tampil sangat atraktif, diiring alat musik bambu seperti seruling, therotok, gong, tempal, kentongan pethit, mereka membawakan berbagai lagu dengan syair Islami dalam bahasa daerah setempat.

Ada yang berbahasa Using (suku asli masyarakat setempat, ada Jawa, juga ada Madura dan ditunjang dengan kostum panggung yang tematik, menjadikan penampilan setiap grup terlihat menarik di atas panggung.

Banyuwangi tengah menerima koordinator Biro Perjalanan Wisata AS Wilayah Midwest Jesse Guerra, yang mengoordinasi pelaku wisata di sejumlah negara bagian seperti Ohio, Michigan, Kansas, Minnesota, Indiana, Wisconsin, Iowa, Missouri dan Illinois.

Bersama Guerra, juga turut 11 pelaku wisata lainnya dari wilayah Midwest, mereka tengah menjajaki kerja sama pariwisata dengan pelaku wisata Banyuwangi yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri RI. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019