Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang meninggal dunia saat menjalankan tugas pada Pemilu 2019 terus bertambah, yang sebelumnya hanya dua orang, saat ini menjadi empat orang.

"Sampai saat ini sudah ada empat petugas KPPS yang meninggal dunia," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya Nur Syamsi kepada Antara di Surabaya, Kamis. 

Adapun petugas KPPS yang baru saja meninggal pada Kamis pagi adalah petugas KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 019 Kelurahan Pacarkeling, Tomi. Diketahui almarhum Tomi setelah penghitungan selesai mengaku sesak nafas setelah menjaga TPS 019 di wilayah RW 04.

"Esok harinya tanggal 19 April dilarikan ke RS RKZ. Namun pada Rabu pagi tadi Pak Tomi meninggal," ujarnya.
 
Selain itu, lanjut dia, petugas KPPS yang meninggal lainnya adalah Hariono yang bertugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo. Almarhum merupakan petugas KPPS bagian ketertiban di TPS 45.

Menurut keterangan istri almarhum Hariono, Mukholifah bahwa almarhum Hariono mengalami kelelahan saat bertugas menjaga TPS 45 sampai dengan Kamis (18/4) pukul 08.00 WIB.

Setelah pulang ke rumah, Hariono mengeluhkan kepada istrinya seluruh badannya terasa capek karena tidak duduk atau istirahat selama berjam-jam di TPS. 

Setelah itu, lanjut Nur Syamsi, almarhum yang merasa kelelahan seketika tidur di rumah hingga malam hari. Keesokan harinya almarhum badannya terasa sakit, oleh keluarga kemudian di bawa ke dokter praktik.

"Pada Minggu hingga Senin, kondisi almarhum terus drop dan akhirnya pada Senin (22/4) pukul 14. 30 WIB almarhum meninggal dunia di rumah. Almarhum meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak," katanya.

Sedangkan dua petugas KPPS yang meninggal lainnya adalah petugas KPPS di TPS 19 Kedung Baruk, Badrul Munir dan petugas KPPS di TPS 13 Kapas Masdya, Sunaryo. "Untuk almarhum Sunaryo baru meninggal Rabu (24/4) setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit," katanya.

Sedangkan untuk almarhum Badrul Munir diketahui pingsan usai melakukan penghitungan suara pada 17 April lalu sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya. Namun saat di rumah sakit nyawa Badrul Munir tidak bisa lagi diselamatkan.

"Selain meninggal, ada 17 petugas KPPS yang sakit karena kelelahan dirawat di rumah sakit maupun puskesmas. Tapi sebagian sudah banyak yang pulang," ujarnya.

Sementara itu, Ketua KPU Jatim Choirul Anam mengatakan hingga saat ini di Jawa Timur, total ada 26 petugas KPP yang meninggal dunia saat melangsungkan tugas, sedangkan ada sekitar 50 petugas KPPS yang harus di rawat di sejumlah rumah sakit daerah.

Menurut dia, saat ini pihaknya juga tengah berupaya mengajukan ke KPU RI untuk pemberian santunan kepada keluarga para petugas KPPS yang gugur saat menjalankan tugas dalam pelaksanaan pemilu 2019.

"Kami juga memberikan imbauan kepada seluruh petugas KPPS agar bisa menjaga kesehatan dan istirahat penuh," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019