Ayam kampung selalu banyak kreasi untuk memasaknya, bisa digoreng, dibuat sate, dioseng, campuran sup, maupun dimasak dengan kuah santan.

Di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, ada masakan lodo yang nikmat banget, yakni ayam kampung dimasak campur santan dan aneka bumbu. Yang membedakan masakan ini dengadengan masakan serupa lainnya adalah rasa pedas yang membuat bibir serasa "dower ' . Meski begitu, rasanya justru membuat ketagihan. Nama warung penjupenjual lodo ini adalah "Lodo ayam pedes bapak'e". 

Bu Nini, si  pemilik warung makan ini (13/4) mengungkapkan, usaha warung ayam lodonya sudah turun temurun. Awalnya sempat tersendat, tapi akhirnya buka warung lagi, sejak anaknya masih sekolah di TK. Semua juga tetap mempertahankan cita rasa pedas dan lezat, agar pelanggan tetap datang.

"Usaha ini sudah cukup lama, awalnya dari keluarga. Tetap saya teruskan, karena pelanggan juga banyak," kata dia.

Dalam sehari, tak kurang dari 10 ekor ayam kampung ukuran besar dimasak. Biasanya ayam-ayam itu dimasak hingga dua ataupun tiga kali masakan. Jumlah itu bisa lebih ketika ada pesanan.

Untuk membuat lodo pedas, Nini mengatakan bumbu yang digunakan seperti bumbu biasanya, misalnya bawang merah, bawang putih, cabai, dan beragam bumbu dapur lainnya. Yang tak kalah penting adalah santan kental. Bahan dapur ini membuat masakan jadi lebih gurih. 

Ayam sebelumnya dibersihkan dari bulu, lalu dipresto. Setelah empuk, ayam lalu dimasukkan ke dandang besar. Di dandang itu, sudah diisi dengan dengan santan encer dan bumbu yang sudah dihaluskan lalu dimasak. Beda dengan kota lain yang ayam dipanggang terlebih dahulu, di warung ini begitu empuk langsung diolah lagi dengan bumbu.

Proses memasaknya juga tak kalah unik, dengan memanfaatkan kayu bakar. Dengan itu, aroma masakan jadi lebih nikmat, bumbu merasuk hingga ke dalam daging, membuat tambah sedap.

Setelah bumbu semua masuk, ayam empuk, santal kental dimasukkan. Proses memasak juga harus selalu dipantau, agar santan tidak pecah, sehingga rasanya tetap nikmat. Bumbu semua pas, diangkat siap untuk dijual. 

Berkunjung ke warung ini, tak perlu khawatir kantong jebol. Hanya dengan harga Rp12 ribu sudah mendapatkan satu porsi lodo pedas lengkap dengan nasi dan urap. 

Nini mengatakan, masih cukup dapat untung dengan harga itu. Ia juga tidak ingin menaikkan harga, kendati bahan yang digunakan untuk masakan adalah ayam kampung. Harga ayam kampung juga cukup mahal satu ekornya ada yang hingga Rp50 ribu.

Dirinya beralasan, karena tinggal di desa, harga juga menentukan dengan daya beli masyarakat.

"Ini juga menyesuaikan dengan daya beli masyarakat sekitar. Alhamdulillah sudah dapat untung," kata dia.

Di warung ini juga tidak pernah sepi pembeli. Kendati warungnya nun jauh di pelosok, tetap dicari. Pelanggan yang datang dari para pejabat hingga masyarakat luas. Mereka cocok dengan rasa masakan lodo pedas ini dan harganya juga murah.

Jika berminat ke lokasi ini, juga bisa sekalian wisata ke Gunung Kelud. Lokasinya di Kecamantan Ngancar, dekat dengan wisata tersebut. (*)

 
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019