Sebanyak 15 tim dari Asia berkompetisi di semifinal "Industrial Challenge (Inchall) 2019" yang diadakan jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 12-16 April.

Ketua panitia Inchall 2019 di sela pembukaan di Surabaya, Jumat (12/4) malam mengatakan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun ke-10 itu sengaja digelar untuk membranding Teknik Industri ITS di kancah Asia.

"Total ada 90 peserta dari Asia yang berkompetisi dari penyisihan. 90 peserta itu diambil 15 ini untuk berkompetisi lagi di semifinal di Surabaya," kata nahasiswa semester IV itu.

15 peserta tersebut berasal dari berbagai negara di Asia yakni Thailand, Taiwan, Vietnam dan Indonesia yang akan adu keilmuwan di bidang Teknik Industri seperti manufacturing.

"Sebelumnya, 90 peserta harus terlebih dahulu berkompetisi di babak penyisihan yang dilaksanakan secara daring selama seminggu. Dari penyisihan itulah, 15 tim terbaik terpilih untuk ke babak semifinal dan final," ujarnya.

Babak semifinal diadakan Sabtu dan Minggu dengan dua "stage". Dari dua stage tersebut akan diakumulasikan nilainya unuk dipilih lina yang akan menjadi finalis.

"Lombanya simulation games yakni simulasi membuat produk dari sebuah perusahaan. Kedua running laboratorium di teknik industri. Dari 15 akan diambil lima untuk jadi finalis," tuturnya.

15 tim nantinya akan dibawa ke PT INKA di Madiun pada Senin (16/4). Sementara lima tim yang terpilih masuk ke final dituntut mengerjakan "case" untuk menyelesaikan empat masalah yang ada di PT INKA.

10 tim akan mengerjakan company profil. Dinilai melalui konten dan like di instagram.

"Dari situ akan dipilih tiga tim untuk menjadi juara 1, 2 dan 3. Sementara 10 tim yang tidak masuk akan ada juara favorit," ujarnya.

Dia berharap dengan kegiatan ini citra positif dari Teknik Industri ITS akan semakin meningkat. Inchall ke depan juga diharapkan diikuti lebuh banyak negara di luar negeri.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Dra Wiwik Widayati mengapreasi kegiatan Inchall 2019. Menurutnya kegiatan semacam ini harus banyak dilakukan untuk mendorong anak muda berfikir positif.

"Program semacam ini mendorong hal positif, terutama kreatifitas anak muda di kampus. Mengembangkan kreatifitas dan menjadikan momentum untuk mereka bekerja," katanya.

Dia mengatakan, tantangan yang akan dihadapi para mahasiswa nantinya akan semakin beragam. Untuk itu, mahasiswa dituntut bisa menjawab tantangan yang ada.

" Saya yakin mahasiswa selain mendapat ilmu di kampus, hal yang harus dijawab adalah tantangan di luar kampus. Artinya apa yang didapatkan harus mampu merealisasikan. Mereka harus siap secara akademis, juga harus mampu menjawab persoalan-persoalan di masyarakat," tuturnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019