Pelatih Arema FC Milomir Seslija memastikan anak asuhnya bakal memperagakan permainan "cantik" dan profesional pada leg kedua final Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, yang dilangsungkan pada Jumat malam nanti.
"Anak-anak sudah diinstruksikan untuk tetap profesional dan bermain bersih (cantik). Kami tidak akan curang seperti yang dilakukan pemain Persebaya, Amido Balde terhadap Arthur Cunha dengan menendang kaki saat tidak ada bola," kata Milomir Seslija di Malang, Jumat.
Milomir Seslija yang akrab dipanggil Milo itu mengaku persaingan untuk memperebutkan trofi juara memang sangat panas, apalagi rivalitas kedua tim asal Jatim ini cukup tinggi. Namun, Arema tetap akan menunjukkan permainan cantik dan tidak akan bermain curang kepada tim lawan.
Amido Balde melakukan tendangan ke kaki Arthur Cunha dari belakang pada menit ke-86. Arthur langsung terjatuh dengan memutar karena tendangan tersebut.
Milo menjadikan aksi Balde terhadap Arthur Cunha itu sebagai contoh permainan yang tidak fair. "Dan, kami tidak akan melakukan hal yang sama ketika menjamu Persebaya di leg kedua pertandingan final di Stadion Kanjuruhan. Kami akan bermain profesional dan fair play, tidak seperti pemain Persebaya yang menendang Arthur," kata pelatih asal Bosnia tersebut.
Menurut Milo, aksi Balde itu merupakan kecurangan yang mencederai fair play dalam partai final, apalagi terlihat jelas jika Balde sengaja mengambil kaki Arthur ketika bola justru sudah jauh dari kedua pemain tersebut.
Hanya saja, wasit Oky Dwi Putra hanya mengganjar aksi tidak terpuji itu dengan kartu kuning, padahal jika wasit jeli kartu merah pun layak dijatuhkan untuk Balde.
Meski demikian, para pemain Singo Edan tidak akan terpancing dengan aksi nakal pemain Persebaya dan akan lebih banyak menahan emosi daripada membalas perlakuan tidak fair play dari pemain Persebaya.
Pada leg pertama final Piala Presiden 2019 di Gelora Bung Tomo, Balde dua kali melakukan aksi jahil. Selain menendang Arthur Cunha, Balde juga menarik wajah gelandang Arema, Jayus Hariono yang melintas mengejar bola di depannya. Namun, hal itu tampak seperti tidak disengaja.
Sebelumnya Kiper kedua Persebaya, Abdul Rohim yang kemungkinan besar menggantikan posisi Miswar Saputra akan menjadikan tekanan Aremania sebagai motivasi dirinya untuk menjaga gawangnya.
"Kami akan menjadikan tekanan Aremania sebagai motivasi, sebab jika ikut larut dalam emosi, permainannya akan berubah dan berbuah fatal bagi tim. Tekanan dari suporter Arema saya yakini untuk motivasi saya sendiri agar permainan saya tetap stabil," ujar Abdul Rohim.
Selain menjadikan tekanan itu sebagai motivasi, kata Abdul Rohim, ia dan timnya juga siap untuk menghadapi Arema FC. "Kami sangat siap menghadapi pertandingan malam ini. Pemain Persebaya lainnya juga ingin meraih gelar juara," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Anak-anak sudah diinstruksikan untuk tetap profesional dan bermain bersih (cantik). Kami tidak akan curang seperti yang dilakukan pemain Persebaya, Amido Balde terhadap Arthur Cunha dengan menendang kaki saat tidak ada bola," kata Milomir Seslija di Malang, Jumat.
Milomir Seslija yang akrab dipanggil Milo itu mengaku persaingan untuk memperebutkan trofi juara memang sangat panas, apalagi rivalitas kedua tim asal Jatim ini cukup tinggi. Namun, Arema tetap akan menunjukkan permainan cantik dan tidak akan bermain curang kepada tim lawan.
Amido Balde melakukan tendangan ke kaki Arthur Cunha dari belakang pada menit ke-86. Arthur langsung terjatuh dengan memutar karena tendangan tersebut.
Milo menjadikan aksi Balde terhadap Arthur Cunha itu sebagai contoh permainan yang tidak fair. "Dan, kami tidak akan melakukan hal yang sama ketika menjamu Persebaya di leg kedua pertandingan final di Stadion Kanjuruhan. Kami akan bermain profesional dan fair play, tidak seperti pemain Persebaya yang menendang Arthur," kata pelatih asal Bosnia tersebut.
Menurut Milo, aksi Balde itu merupakan kecurangan yang mencederai fair play dalam partai final, apalagi terlihat jelas jika Balde sengaja mengambil kaki Arthur ketika bola justru sudah jauh dari kedua pemain tersebut.
Hanya saja, wasit Oky Dwi Putra hanya mengganjar aksi tidak terpuji itu dengan kartu kuning, padahal jika wasit jeli kartu merah pun layak dijatuhkan untuk Balde.
Meski demikian, para pemain Singo Edan tidak akan terpancing dengan aksi nakal pemain Persebaya dan akan lebih banyak menahan emosi daripada membalas perlakuan tidak fair play dari pemain Persebaya.
Pada leg pertama final Piala Presiden 2019 di Gelora Bung Tomo, Balde dua kali melakukan aksi jahil. Selain menendang Arthur Cunha, Balde juga menarik wajah gelandang Arema, Jayus Hariono yang melintas mengejar bola di depannya. Namun, hal itu tampak seperti tidak disengaja.
Sebelumnya Kiper kedua Persebaya, Abdul Rohim yang kemungkinan besar menggantikan posisi Miswar Saputra akan menjadikan tekanan Aremania sebagai motivasi dirinya untuk menjaga gawangnya.
"Kami akan menjadikan tekanan Aremania sebagai motivasi, sebab jika ikut larut dalam emosi, permainannya akan berubah dan berbuah fatal bagi tim. Tekanan dari suporter Arema saya yakini untuk motivasi saya sendiri agar permainan saya tetap stabil," ujar Abdul Rohim.
Selain menjadikan tekanan itu sebagai motivasi, kata Abdul Rohim, ia dan timnya juga siap untuk menghadapi Arema FC. "Kami sangat siap menghadapi pertandingan malam ini. Pemain Persebaya lainnya juga ingin meraih gelar juara," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019