PT Bank KEB Hana ,  perbankan asal Korea Selatan,  membidik pasar Jatim dengan membuka kantor cabang di Kawasan Manyar, Surabaya, karena melihat mulai membaiknya ekonomi Indonesia, sehingga memunculkan optimisme pelaku perbankan.

"Setelah Surabaya, kami juga akan membuka kantor cabang di Pontianak, dan optimistis mampu meningkatkan penyaluran kreditnya di tahun ini menjadi Rp42 triliun," kata Direktur Bisnis Bank KEB Hana, Kostantinus Liem dalam keterangan persnya di Surabaya, Kamis.

Target penyaluran kredit tahun itu, kata dia, naik sebesar Rp7 triliun, dari Rp35 triliun menjadi Rp 42 triliun.

Ia mengatakan kontribusi Jatim, termasuk Surabaya, terhadap penyaluran kredit Bank KEB Hana masih dikisaran 10 persen, namun potensinya masih sangat besar. 

"Dengan pembukaan cabang baru ini kami berharap kontribusi Jatim akan semakin besar. Dan ini merupakan perwujudan bisnis bank dalam mengakuisisi Nasabah," katanya.

Bank KEB Hana juga telah ikut bergabung dalam sindikasi perbankan untuk membiayai berbagai proyek pemerintah, di antaranya proyek pembangunan LRT, pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek, jalan tol Batang-Semarang dan Cinere-Serpong. Realisasi kredit untuk pembiayaan proyek pemerintah pada tahun 2018 telah mencapai Rp2 triliun.

Sementara itu, Direktur Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis OJK Jatim, Mulyanto mengakui pertumbuhan ekonomi Jatim khususnya sektor perbankan terus tumbuh, seperti aset bank umum yang tercatat tumbuh 7,9 persen, sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) yang didukung tumbuhnya APBD daerah dan aktivitas ekonomi di sejumlah daerah.

Mulyanto mengatakan pertumbuhan aset perbankan di Jatim tercatat dari Rp534,923 triliun pada 2017 menjadi Rp577,183 miliar pada akhir 2018.

Tumbuhnya aset juga berbanding lurus dengan dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan masyarakat dari Rp499,384 triliun menjadi Rp542,050 tri;iun atau 8,54 persen, dan kredit tumbuh 10,45 persen, dari Rp433,493 triliun menjadi Rp478,778 triliun.

Sedangkan untuk non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah yang menjadi salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank di Jatim turun, dari 3,03 persen menjadi 2,90 persen. (*)
 

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019