Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan ada sebanyak 7.000 guru segala jenjang yang akan dikirim ke luar negeri pada tahun 2019.

Mendikbud Muhadjir Effendy ditemui di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Selasa, mengatakan ribuan guru itu dikirim untuk menimba ilmu di luar negeri dan sudah ada 1.100 guru yang dikirim dari bulan Januari hingga April 2019.

"Mulai dari guru PAUD sampai guru SMK sesuai dengan bidangnya. Biar mereka tahu pendidikan di luar negeri, sehingga bisa mengukur sejauh mana level guru di Indonesia," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.

Muhadjir menjelaskan, guru-guru itu dikirim ke negara-negara yang selama ini sudah punya reputasi di bidang tertentu, misalnya untuk pendidikan karakter akan dikirim ke Jepang, untuk bidang vokasi atau SMK ke Jerman.

"Mereka belajar di luar negeri selama tiga minggu sampai satu bulan. Semacam kursus singkat. Skema seperti ini belum ada di LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir)," ujarnya.

Diungkapkannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai penanggung jawab LPDB telah menyetujui skema tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Adapun guru yang dikirim adalah guru berprestasi, baik di sekolah negeri atau swasta. Pemilihan guru itu berdasarkan catatan atau data rekam jejak guru yang dimiliki Kemendikbud.

"Nanti guru yang dikirim bergilir. Saya mohon sabar, untuk tidak protes. Pasti akan diberangkatkan," tuturnya.

Pihak Kemendikbud akan memberangkatkan semua guru dari semua daerah di Indonesia. Namun diakuinya, daerah-daerah yang sedikit tertinggal akan lebih didahulukan.

"Semua daerah merata karena memang tergantung prestasi. Tapi daerah-daerah yang tertinggal akan didahulukan kalau tidak nanti tidak dapat bagian," ujarnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019