Keluarga Budi Hartanto (28) yang diduga adalah mayat di dalam koper yang ditemukan di Desa Karanggondang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, memakamkan jenazah yang bersangkutan di makam umum Kelurahan Tamanan, Kota Kediri.
"Jadi, jenazah dimakamkan setelah dipastikan dari hasil pemeriksaan medis ada kecocokan. Keluarga sudah memutuskan untuk memakamkannya,” kata Lurah Tamanan Yahya di Kediri, Kamis.
Ia mengungkapkan, keluarga juga masih terpukul dengan kejadian yang menimpa Budi Hartanto dan berharap polisi secepatnya mengungkap kasus tersebut.
Pamam korban, Nasuka mengungkapkan kemenakannya itu saat ini jenazah sudah dimakamkan. "Sudah dimakamkan tadi dini hari," ungkap Nasuka.
Sebelumnya, jenazah dilakukan autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kota Blitar. Jenazah ditemukan di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4) pagi di dalam koper.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi tanpa busana. Bahkan, anggota tubuh bagian kepala juga dimutilasi. Hingga Rabu malam, polisi juga masih berupaya mencari anggota tubuh korban termasuk barang bukti pendukung lainnya.
Baca juga: Temuan mayat di dalam koper gemparkan Blitar
Baca juga: Mayat ditemukan dalam koper diduga warga Kediri
Proses autopsi berlangsung hingga Rabu malam. Jenazah setelah selesai dilakukan autopsi langsung dibawa keluarga di rumah duka, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri dan dimakamkan pada Kamis dini hari.
Proses pemakaman itu juga diikuti keluarga, tetangga, termasuk teman-teman korban. Dalam aktivitas sehari-hari, korban merupakan tenaga honorer di sebuah SD Kota Kediri termasuk guru menari di sebuah sanggar Kota Kediri.
Para tetangga dan murid-murid dari almarhum juga kaget dengan kejadian itu. Mereka tidak menyangka Budi yang dikenal sebagai sosok baik,ramah, ceria meninggal dengan cara tragis. Hingga kini, pentakziah juga terus memadati rumah keluarga almarhum.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar AKP Heri Sugiono mengungkapkan dalam menyelidiki kasus ini juga meminta bantuan dari Polda Jatim. Hingga kini, penyelidikan masih terus berlangsung. "Proses penyelidikan masih terus berlangsung," ujar Heri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Jadi, jenazah dimakamkan setelah dipastikan dari hasil pemeriksaan medis ada kecocokan. Keluarga sudah memutuskan untuk memakamkannya,” kata Lurah Tamanan Yahya di Kediri, Kamis.
Ia mengungkapkan, keluarga juga masih terpukul dengan kejadian yang menimpa Budi Hartanto dan berharap polisi secepatnya mengungkap kasus tersebut.
Pamam korban, Nasuka mengungkapkan kemenakannya itu saat ini jenazah sudah dimakamkan. "Sudah dimakamkan tadi dini hari," ungkap Nasuka.
Sebelumnya, jenazah dilakukan autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kota Blitar. Jenazah ditemukan di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4) pagi di dalam koper.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi tanpa busana. Bahkan, anggota tubuh bagian kepala juga dimutilasi. Hingga Rabu malam, polisi juga masih berupaya mencari anggota tubuh korban termasuk barang bukti pendukung lainnya.
Baca juga: Temuan mayat di dalam koper gemparkan Blitar
Baca juga: Mayat ditemukan dalam koper diduga warga Kediri
Proses autopsi berlangsung hingga Rabu malam. Jenazah setelah selesai dilakukan autopsi langsung dibawa keluarga di rumah duka, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri dan dimakamkan pada Kamis dini hari.
Proses pemakaman itu juga diikuti keluarga, tetangga, termasuk teman-teman korban. Dalam aktivitas sehari-hari, korban merupakan tenaga honorer di sebuah SD Kota Kediri termasuk guru menari di sebuah sanggar Kota Kediri.
Para tetangga dan murid-murid dari almarhum juga kaget dengan kejadian itu. Mereka tidak menyangka Budi yang dikenal sebagai sosok baik,ramah, ceria meninggal dengan cara tragis. Hingga kini, pentakziah juga terus memadati rumah keluarga almarhum.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar AKP Heri Sugiono mengungkapkan dalam menyelidiki kasus ini juga meminta bantuan dari Polda Jatim. Hingga kini, penyelidikan masih terus berlangsung. "Proses penyelidikan masih terus berlangsung," ujar Heri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019