Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, Jawa Timur, telah menetapkan tiga kelurahan sebagai kelurahan tangguh bencana guna mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam tanggap bencana.

Kepala BPBD Kota Kediri Syamsul Bahri di Kediri, Sabtu, mengemukan bahwa tiga daerah itu meliputi Kelurahan Pojok di Kecamatan Mojoroto, Kelurahan Ketami (Kecamatan Pesantren) dan Kelurahan Manisrenggo (Kecamatan Kota Kediri).

"Jadi, menjadi daerah tangguh bencana ada dana mandiri. Itu kepedulian kelurahan, mereka sudah anggarkan minimal untuk peningkatan SDM dan tidak tergantung BPBD. Oleh karena itu, kami anggap tangguh, ada kemampuan mandiri untuk menanggulangi bencana," katanya.

Ia mengungkapkan, istilah kelurahan tangguh bencana diambil dari berbagai kriteria, di antaranya sudah mendapatkan pelatihan, terbentuk kelompok masyarakat tangguh bencana, hingga sudah ada dukungan pemerintah kelurahan, baik dari anggaran maupun personel.

Ia mengatakan, dengan dibentuknya daerah tangguh bencana itu, ketiga kelurahan dipastikan lebih siap jika ada kejadian bencana.

Dicontohkan, di Kelurahan Pojok terjadi banjir, puting beliung dan tanah longsor. Di Kelurahan Manisrenggo dan Ketami terjadi banjir dan angin puting beliung.

Syamsul mengatakan, kelurahan tangguh bencana itu baru dibentuk pada 2019. Saat ini masih ada tiga kelurahan dari total 46 kelurahan di Kota Kediri dan nantinya secara bertahap juga akan dibentuk di kelurahan lainnya.

"Jadi, sementara tiga kelurahan untuk tahun ini. Nanti secara bertahap juga akan dibentuk, bisa jadi tahun depan tiga atau enam kelurahan. Kami juga menunggu kesiapan dari daerah," kata dia.

Walaupun masih sedikit, ia menambahkan, BPBD Kota Kediri terus melakukan sosialisasi tentang penanggulangan bencana.

Hingga kini, sudah ada lebih dari setengah dari total kelurahan yang mendapatkan sosialisasi, sehingga mengetahui hal yang dilakukan jika ada bencana.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Kediri Adi Sutrisno menambahkan, di selama beberapa waktu terakhir ini terjadi hujan deras yang menyebabkan bangunan dan pohon ambruk.

Pada Januari 2019, ada beberapa rumah warga yang roboh akibat hujan deras disertai angin kencang, seperti di Kelurahan Pojok.

Selain itu, rumah Imam Roji di Lingkungan Gande, Kelurahan Bawang, Kota Kediri, juga ambruk. Sebagian besar rumahnya roboh, termasuk bagian dinding, sehingga tidak bisa ditinggali.

BPBD juga sudah berkoordinasi dengan BMKG terkait dengan kondisi cuaca, sehingga setiap saat mendapatkan informasi terbaru.

"Untuk Februari 2018 cuacanya di atas normal, untuk Maret cuacanya normal, sedangkan untuk April di atas normal. Artinya di atas normal, terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan perlu diwaspadai karena disertai angin kencang sesaat," kata dia.

Ia sudah meminta instansi terkait untuk mengevaluasi pohon besar yang tumbuh di sepanjang jalan Kota Kediri. Jika usianya sudah tua, diharapkan agar pohon itu segera dipangkas, mengantisipasi pohon ambruk jika diterjang angin kencang.

"Keberadaan pohon besar di tepi jalan umum Kota Kediri bisa dievaluasi lagi. Yang sudah waktunya ditebang karena usia semakin tua dievaluasi. Bisa jadi akarnya sudah tidak kuat," kata dia.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019