Ribuan warga rela berdesakan dan saling berebut durian gratis dalam acara kontes dan labuh durian yang digelar Pemkab Trenggalek di kawasan objek wisata kota "Agropark", Trenggalek, Jawa Timur, Selasa.
Acara yang dikemas dengan konsep kontes dan labuh durian hasil produksi tanaman petani Trenggalek itu sempat terganggu aksi warga yang tak sabar berebut gunungan buah durian, bahkan sebelum acara benar-benar dibuka oleh Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin di podium acara.
Sekitar 1.500-2.000 buah durian yang disusun dalam bentuk menyerupai gunungan dan tumpukan di beberapa spot acara ludes digasak warga yang sudah berjubel sejak pukul 12.00 WIB.
Namun, aksi itu justru menambah kemeriahan acara. Saat naik panggung dan memberi sambutan, Plt Bupati Trenggalek M Nur Arifin justru menyemangati warganya untuk saling berbagi agar semua pengunjung yang hadir bisa menikmati sedekah durian dari para petani setempat.
"Tujuan acara ini untuk mengidentifikasi varietas-varietas baru yang itu menarik. Misal seperti yang menang dalam kontes ini tadi, ternyata dari pohon yang berusia 100 tahun. Dan ini hal yang unik dan menjadi 'selling point' (nilai jual lebih), bahwa varietas unggul itu ternyata tidak hanya durian ripto, tapi juga ada di daerah-daerah lain di wilayah Trenggalek," ucap Nur Arifin atau yang biasa disapa mas Ipin ini berjanji.
Kontes durian pun digelar dengan menghidangkan lebih dari 60 paket sajian durian aneka varietas yang dikembangkan sejumlah kelompok tani dari berbagai penjuru di Trenggalek.
Hasilnya, dewan juri menetapkan durian dari Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, sebagai pemenang kontes, karena dinilai memiliki bentuk yang menarik, isi tebal, warna kuning Langsat, dan terutama rasa yang manis legit.
Ipin yang sempat mencicipi durian pemenang kontes dan mewawancarai petaninya, mendapat informasi bahwa durian tersebut berasal dari pohon yang telah berusia 100 tahun lebih.
"Pantas sekali rasanya sangat enak. Kami tentu sangat bangga petani Trenggalek memiliki varietas durian unggulan, tak kalah dibanding daerah-daerah lain," ujarnya.
Kelak, Ipin berharap petani Trenggalek tidak hanya fokus mengembangkan varietas durian unggulan, namun juga mengembangkan produk-produk olahan lanjutan dari tanaman durian, seperti membuat pancake durian, es rasa durian, bakery, maupun produk pasta dengan bahan baku buah durian.
"Sekarang 'feeling' durian itu kan sudah ada di kue, roti, jajan olahan es dan lainnya. Jadi Trenggalek sudah harus mulai mengembangkan produk olahan durian karena potensinya di Trenggalek kab besar sekali," ujarnya.
Disebutkan, luas lahan tanaman durian di Trenggalek yang teridentifikasi saat ini ditaksir mencapai sekitar 18 ribu hektare.
Kepala Dinas Pertanian Trenggalek Joko Surono menyebut masih banyak tanaman durian di kawasan hutan yang belum teridentifikasi.
Perkiraan sementara, mengacu luasan hutan di daerah itu, areal tanaman durian di kawasan hutan lindung mencapai 800 hektare lebih.
Pemerintah pusat bahkan sempat mengklaim bahwa hutan durian di Trenggalek merupakan yang terbesar di dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Acara yang dikemas dengan konsep kontes dan labuh durian hasil produksi tanaman petani Trenggalek itu sempat terganggu aksi warga yang tak sabar berebut gunungan buah durian, bahkan sebelum acara benar-benar dibuka oleh Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin di podium acara.
Sekitar 1.500-2.000 buah durian yang disusun dalam bentuk menyerupai gunungan dan tumpukan di beberapa spot acara ludes digasak warga yang sudah berjubel sejak pukul 12.00 WIB.
Namun, aksi itu justru menambah kemeriahan acara. Saat naik panggung dan memberi sambutan, Plt Bupati Trenggalek M Nur Arifin justru menyemangati warganya untuk saling berbagi agar semua pengunjung yang hadir bisa menikmati sedekah durian dari para petani setempat.
"Tujuan acara ini untuk mengidentifikasi varietas-varietas baru yang itu menarik. Misal seperti yang menang dalam kontes ini tadi, ternyata dari pohon yang berusia 100 tahun. Dan ini hal yang unik dan menjadi 'selling point' (nilai jual lebih), bahwa varietas unggul itu ternyata tidak hanya durian ripto, tapi juga ada di daerah-daerah lain di wilayah Trenggalek," ucap Nur Arifin atau yang biasa disapa mas Ipin ini berjanji.
Kontes durian pun digelar dengan menghidangkan lebih dari 60 paket sajian durian aneka varietas yang dikembangkan sejumlah kelompok tani dari berbagai penjuru di Trenggalek.
Hasilnya, dewan juri menetapkan durian dari Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, sebagai pemenang kontes, karena dinilai memiliki bentuk yang menarik, isi tebal, warna kuning Langsat, dan terutama rasa yang manis legit.
Ipin yang sempat mencicipi durian pemenang kontes dan mewawancarai petaninya, mendapat informasi bahwa durian tersebut berasal dari pohon yang telah berusia 100 tahun lebih.
"Pantas sekali rasanya sangat enak. Kami tentu sangat bangga petani Trenggalek memiliki varietas durian unggulan, tak kalah dibanding daerah-daerah lain," ujarnya.
Kelak, Ipin berharap petani Trenggalek tidak hanya fokus mengembangkan varietas durian unggulan, namun juga mengembangkan produk-produk olahan lanjutan dari tanaman durian, seperti membuat pancake durian, es rasa durian, bakery, maupun produk pasta dengan bahan baku buah durian.
"Sekarang 'feeling' durian itu kan sudah ada di kue, roti, jajan olahan es dan lainnya. Jadi Trenggalek sudah harus mulai mengembangkan produk olahan durian karena potensinya di Trenggalek kab besar sekali," ujarnya.
Disebutkan, luas lahan tanaman durian di Trenggalek yang teridentifikasi saat ini ditaksir mencapai sekitar 18 ribu hektare.
Kepala Dinas Pertanian Trenggalek Joko Surono menyebut masih banyak tanaman durian di kawasan hutan yang belum teridentifikasi.
Perkiraan sementara, mengacu luasan hutan di daerah itu, areal tanaman durian di kawasan hutan lindung mencapai 800 hektare lebih.
Pemerintah pusat bahkan sempat mengklaim bahwa hutan durian di Trenggalek merupakan yang terbesar di dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019