Desa Argosari dan Desa Kandang Tepus di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diguyur hujan abu vulkanik Gunung Bromo selama beberapa hari terakhir, karena arah angin mengarah ke wilayah setempat.
"Desa yang paling terdampak hujan abu vulkanik dengan intensitas sedang adalah Desa Argosari, Kecamatan Senduro, karena berbatasan langsung dengan Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Rabu.
Untuk itu, lanjut dia, BPBD Lumajang membagikan sebanyak 4.500 masker kepada warga terdampak erupsi Gunung Bromo, yang menyemburkan abu vulkanik di Kecamatan Senduro tersebut.
"Kami imbau warga menggunakan masker saat keluar rumah atau menjalankan aktivitasnya di luar ruangan, agar abu vulkanik tidak terhirup karena dapat mengganggu pernapasan," tuturnya.
BPBD Lumajang juga merekomendasikan penutupan sementara objek wisata negeri di atas awan atau dikenal dengan Puncak B-29 yang berada di Desa Argosari, karena hujan abu vulkanik yang mengguyur desa setempat terkadang cukup deras, sehingga dapat berdampak pada ketidaknyamanan wisatawan.
Berdasarkan pengamatan dari Pos Pantau Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, yang diterima Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 27 Maret 2019 pada pukul 00.00-06.00 WIB menyebutkan, secara meteorologi terlihat suaca berawan, mendung, dan hujan.
Kemudian angin bertiup lemah ke arah utara,timur laut, barat dan barat laut dengan suhu udara 13-15 derajat celcius, kemudian kelembaban udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg, serta volume curah hujan 2 mm per hari.
"Secara visual, Gunung Bromo terlihat jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah, sedang, hingga kuat teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 600-900 meter di atas puncak kawah, serta hujan abu vulkanik di sekitar PPGA Bromo," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan.
Sementara pengamatan pada 27 Maret 2019 pukul 06.00-12.00 WIB terlihat cuaca cerah, berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah utara, barat, dan barat laut dengan suhu udara 13-15 derajat celcius, kelembaban udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Kegempaan tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5-15 mm (dominan 2 mm), sehingga statusnya masih pada Level II atau waspada.
"Masyarakat dan wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitasnya dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo, seiring dengan statusnya yang masih waspada, namun gunung tersebut aman dikunjungi wisatawan dengan mematuhi sejumlah rekomendasi tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Desa yang paling terdampak hujan abu vulkanik dengan intensitas sedang adalah Desa Argosari, Kecamatan Senduro, karena berbatasan langsung dengan Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Rabu.
Untuk itu, lanjut dia, BPBD Lumajang membagikan sebanyak 4.500 masker kepada warga terdampak erupsi Gunung Bromo, yang menyemburkan abu vulkanik di Kecamatan Senduro tersebut.
"Kami imbau warga menggunakan masker saat keluar rumah atau menjalankan aktivitasnya di luar ruangan, agar abu vulkanik tidak terhirup karena dapat mengganggu pernapasan," tuturnya.
BPBD Lumajang juga merekomendasikan penutupan sementara objek wisata negeri di atas awan atau dikenal dengan Puncak B-29 yang berada di Desa Argosari, karena hujan abu vulkanik yang mengguyur desa setempat terkadang cukup deras, sehingga dapat berdampak pada ketidaknyamanan wisatawan.
Berdasarkan pengamatan dari Pos Pantau Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, yang diterima Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 27 Maret 2019 pada pukul 00.00-06.00 WIB menyebutkan, secara meteorologi terlihat suaca berawan, mendung, dan hujan.
Kemudian angin bertiup lemah ke arah utara,timur laut, barat dan barat laut dengan suhu udara 13-15 derajat celcius, kemudian kelembaban udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg, serta volume curah hujan 2 mm per hari.
"Secara visual, Gunung Bromo terlihat jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah, sedang, hingga kuat teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 600-900 meter di atas puncak kawah, serta hujan abu vulkanik di sekitar PPGA Bromo," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan.
Sementara pengamatan pada 27 Maret 2019 pukul 06.00-12.00 WIB terlihat cuaca cerah, berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah utara, barat, dan barat laut dengan suhu udara 13-15 derajat celcius, kelembaban udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Kegempaan tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5-15 mm (dominan 2 mm), sehingga statusnya masih pada Level II atau waspada.
"Masyarakat dan wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitasnya dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo, seiring dengan statusnya yang masih waspada, namun gunung tersebut aman dikunjungi wisatawan dengan mematuhi sejumlah rekomendasi tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019