Parade budaya atau dikenal "Surabaya Vaganza" 2019 yang digelar di sejumlah jalan protokol Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu, dalam rangkah memperingati HUT ke-726 Kota Surabaya, Jatim, menghasilkan sampah sekitar 41 ton.
"Kami sudah mengerahkan petugas pasukan kuning dan dibantu satgas lainnya untuk terjun mengatasi sampah yang berserakan di sepanjang jalan yang dilalui oleh peserta Surabaya Vaganza," kata Kabid Kebersihan Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Pemkot Surabaya Agus Hebby.
Menurut dia, jumlah sampah yang telah terangkut pada acara Surabaya Vaganza ini sebanyak 41 ton dengan rincian 12 unit truk mengangkut 36 ton sampah, 2 unit swiper mengangkut 3 ton sampah dan 2 unit mobil compaktor sebanyak 12 ton sampah.
Sampah tersebut, lanjut dia, tidak hanya hasil dari puluhan peserta Surabaya Vaganza yang terdiri mobil hias, beberapa grup drumband, komunitas, pelajar sekolah, mahasiswa, melainkan juga ribuan warga Surabaya yang menyaksikan acara tersebut.
Pantauan di sepanjang Jalan Raya Darmo yang dilewati peserta Surabaya Vaganza tampak tumpukan berbagai sampah yang berserakan mulai dari bunga hingga plastik bekas minum air mineral berserakan.
Namun, ratusan pasukan kuning bekerja ekstra cepat untuk mengatasi sampah yang menumpuk ini mulai dari ujung Jalan Raya Darmo. Mereka membersihkan sampah hingga menuju titik terakhir di Taman Bungkul Surabaya.
Tidak hanya pasukan kuning yang terjun untuk mengatasi sampah ini, kontainer sampah hingga truk pengangkut sampah pun dikerahkan untuk mengatasi sampah ini. Selain itu, DKRTH juga mengerahkan dua unit mobil compaktor dan dua unit mobil swiper.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan Surabaya Vaganza pada 2019 ini lebih banyak budaya yang ditampilkan. Untuk itu, melalui pawai budaya ini, ia ingin berbagai elemen masyarakat yang tinggal di Surabaya bisa terus rukun dan saling menghormati.
"Saya berharap ini menjadi pemersatu kita untuk tidak mempermasalahkan lagi siapa kita, asal usul kita, agama kita dan suku kita," katanya.
Kegiatan rutin tiap tahun ini cukup menarik karena diikuti oleh 13 wali kota yang tergabung dalam anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Wilayah IV yang menggelar rapat koordinasi di Surabaya. Mereka mengikuti parade dengan menaiki kendaraan mobil Jeep Willys dan mengenakan busana adat daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami sudah mengerahkan petugas pasukan kuning dan dibantu satgas lainnya untuk terjun mengatasi sampah yang berserakan di sepanjang jalan yang dilalui oleh peserta Surabaya Vaganza," kata Kabid Kebersihan Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Pemkot Surabaya Agus Hebby.
Menurut dia, jumlah sampah yang telah terangkut pada acara Surabaya Vaganza ini sebanyak 41 ton dengan rincian 12 unit truk mengangkut 36 ton sampah, 2 unit swiper mengangkut 3 ton sampah dan 2 unit mobil compaktor sebanyak 12 ton sampah.
Sampah tersebut, lanjut dia, tidak hanya hasil dari puluhan peserta Surabaya Vaganza yang terdiri mobil hias, beberapa grup drumband, komunitas, pelajar sekolah, mahasiswa, melainkan juga ribuan warga Surabaya yang menyaksikan acara tersebut.
Pantauan di sepanjang Jalan Raya Darmo yang dilewati peserta Surabaya Vaganza tampak tumpukan berbagai sampah yang berserakan mulai dari bunga hingga plastik bekas minum air mineral berserakan.
Namun, ratusan pasukan kuning bekerja ekstra cepat untuk mengatasi sampah yang menumpuk ini mulai dari ujung Jalan Raya Darmo. Mereka membersihkan sampah hingga menuju titik terakhir di Taman Bungkul Surabaya.
Tidak hanya pasukan kuning yang terjun untuk mengatasi sampah ini, kontainer sampah hingga truk pengangkut sampah pun dikerahkan untuk mengatasi sampah ini. Selain itu, DKRTH juga mengerahkan dua unit mobil compaktor dan dua unit mobil swiper.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan Surabaya Vaganza pada 2019 ini lebih banyak budaya yang ditampilkan. Untuk itu, melalui pawai budaya ini, ia ingin berbagai elemen masyarakat yang tinggal di Surabaya bisa terus rukun dan saling menghormati.
"Saya berharap ini menjadi pemersatu kita untuk tidak mempermasalahkan lagi siapa kita, asal usul kita, agama kita dan suku kita," katanya.
Kegiatan rutin tiap tahun ini cukup menarik karena diikuti oleh 13 wali kota yang tergabung dalam anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Wilayah IV yang menggelar rapat koordinasi di Surabaya. Mereka mengikuti parade dengan menaiki kendaraan mobil Jeep Willys dan mengenakan busana adat daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019