Kementerian Pariwisata kembali memfasilitasi promosi pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,  di Bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) Malaysia dari 20-24 Maret 2019 dalam kegiatan Banyuwangi Cultural Week.

Banyuwangi Cultural Week merupakan kegiatan berupa pameran bergaya galeri, paviliun Indonesia menampilkan potret pariwisata Banyuwangi, mulai destinasi wisata alam, kuliner dan kebudayaan di  "stage area" level 5 Hall Keberangkatan, Gedung Terminal Utama KLIA, Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam keterangan tertulis diterima Antara, di Banyuwangi, Rabu, Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Aksesibilitas, Kementerian Pariwisata, Judi Rifajantoro mengatakan bandara utama Kuala Lumpur, dipilih sebagai venue karena  merupakan pintu keluar masuk  serta sebagai "melting pot" dan lokasinya strategis untuk mempromosikan pariwisata Indonesia.

"Potensi promosi pariwisata di KLIA sangat besar, seiring direct flight dari Kuala Lumpur ke Banyuwangi, promosi di sini bagus untuk pengembangan pariwisata Banyuwangi," kata Judi.

Ia menjelaskan, rata-rata pergerakan penumpang harian untuk tahun 2018, di kedua terminal KLIA sekitar 170.000 penumpang, dan oleh karena itu Kementerian Pariwisata  memanfaatkan lalu lalang pengunjung KLIA tersebut untuk memasarkan pariwisata Banyuwangi di Malaysia.

Promosi pariwisata Banyuwangi ini dilangsungkan di Kuala Lumpur, kata dia, karena sejak Desember 2018 telah dibuka rute penerbangan langsung Kuala Lumpur-Banyuwangi.

"Banyuwangi Cultural Week 2019 yang berkolaborasi dengan maskapai nasional Citilink, ini merupakan acara spesial. Banyak warna eksotis Banyuwangi yang ditampilkan, hal ini sangat bagus untuk mendukung pergerakan wisatawan dari Kuala Lumpur ke Banyuwangi, karena potensi pasar di sini sangat kompetitif," ujarnya.

Terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi yang tinggi kepada pemerintah pusat yang telah memfasilitasi promosi pariwisata Banyuwangi di Malaysia sejak 15 hingga 24 Maret mendatang.

"Ini menjadi spirit baru dan penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi mengembangkan pariwisata Banyuwangi, karena bagi Banyuwangi, ini sangat membantu untuk mengejar target 100 ribu wisatawan Malaysia ke Banyuwangi," ujarnya.

Sejak pekan lalu, menurut ia, pariwisata Banyuwangi telah dipasarkan di Malaysia, mulai dari mengikuti Matta Fair 2019, yang merupakan pameran pariwisata  terbesar di Malaysia pada 15-17 Maret 2019.

Dan selanjutnya, Banyuwangi diundang untuk mengikuti Indonesia Archipelago Exhibition 2019 yang digelar di Kedutaan Besar RI di Malaysia, yang merupakan sebuah ajang promosi untuk meningkatkan akses pasar produk Indonesia serta mendorong investasi asing dan wisatawan mancanegara asal Malaysia.

"Kini, Banyuwangi bahkan dipromosikan di KLIA, kegiatan ini tentu akan memberikan dampak positif bagi pariwisata Banyuwangi, dan bahkan Indonesia secarakeseluruhan. Sebab, arus kunjungan wisatawan dari keberangkatan Kuala Lumpur akan semakin optimal, efek positifnya akan terus berlangsung lama," tutur Bupati Anas.

Turut hadir dalam acara itu, pengelola bandara KLIA, Malaysia, Megat Ardian Wira, Branch Manager Citilink di Kuala Lumpur M Dikdik Mulyana dan Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi M Yanuarto Bramuda.

Peluncuran Banyuwangi Cultural Week 2019 ini dimeriahkan dengan Tari Gandrung Keter, Jak Ripah, Sorote Lintang, juga Rodat Siran, suasana semakin hangat dengan kenikmatan kopi khas Indonesia dan ada pula "workshop" hingga panel "exhibition". (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019