UNICEF, lembaga internasional di bawah naungan PBB yang secara khusus menangani permasalahan anak-anak di berbagai negara di dunia, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan musyawarah rencana pembangunan perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan (Musrena Keren) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia untuk Pulau Jawa, Arie Rukmantara usai menghadiri langsung kegiatan Musrena Keren yang digelar Pemkab Trenggalek di hotel Jaaz, Trenggalek, Kamis.

"Gagasan musrena keren ini sangat bagus, terutama untuk mengadopsi hak-hak dan perlindungan terhadap kelompok perempuan, anak, disabiltas maupun kelompok rentan lainnya," kata Arie Rukmantara dikonfirmasi usai menghadiri acara Musrena Keren di Trenggalek.

Menurutnya kebijakan dan program-program musrena keren inovatif dan layak diadopsi daerah-daerah lain.

kata Arie, UNICEF di Indonesia dalam hal ini memberi kredit penilaian sangat positif terhadap pelaksanaan kegiatan itu karena telah memberi ruang lebih luas terhadap partisipasi kaum perempuan, anak, kelompok disabilitas maupun kaum rentan yang selama ini banyak terpinggirkan dalam pembangunan.

"(Musrena keren) Ini sekaligus menjadi momentum yang baik dalam memperingati 30 tahun konvensi hak anak internasional, sejak diratifikasi pada 1989," katanya.

Menurut Arie, program kegiatan musrena keren di Trenggalek berkorelasi dengan perhatian UNICEF di bidang SDGs (sustainable development goals).

"Kami melihat ada motivasi kuat dari pemerintah daerah (Trenggalek) dalam menangani program-program berkaitan dengan SDGs, yang terdiri dari 99 target dan 240 indikator," kata Arie.

Dia berharap musrena keren menghasilkan rencana kerja terstruktur dan menyeluruh dalam menangani semua hal permasalahan anak, perempuan, disabilitas dan kelompok rentan.

Misalnya sebagaimana tercantum dalam indikator SDGs nomor dua, bahwa tidak akan ada lagi kelaparan yang menghinggapi anak-anak di Indonesia, khususnya di daerah sehingga memicu stunting dan obesitas.

Demikian juga dalam masalah kesehatan untuk anak-anak sebagaimana tercantum dalam indikator SDGs ke tiga.

"UNICEF tentu mengapresiasi dan berharap program serupa juga diadopsi kabupaten/kota lain di Jatim, maupun daerah-daerah lain di Indonesia," ujarnya.

Pujian serupa atas pelaksanaan Musrena Keren di Trenggalek juga dilontarkan Koordinator Kompak (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan) Jawa Timur, Nurul Afandi.

Menurut Nurul, Musrena Keren ini dilatarbelakangi oleh kurang dan rendahnya partisipasi kelompok perempuan, kelompok anak, disabilitas dan kelompok rentan dalam menyuarakan aspirasi dalam keterlibatan penyusunan perencanaan pembangunan mulai di tingkat desa, kecamatan hingga level Kabupaten.

"Padahal bila berbicara kemiskinan pertama kali yang paling rentan terhadap hal ini adalah kelompok perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan tersebut, belum lagi masalah kesehatan, pernikahan anak usia dini, kekerasan pada anak dan berbagai permasalahan lainnya," ujarnya.

Menurutnya, hal ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut.

Oleh karenanya, pemerintah Kabupaten Trenggalek didukung oleh berbagai pihak menggelar sebuah kegiatan khusus untuk mengakomodir kelompok ini, secara berjenjang mulai ditingkat desa, kecamatan hingga level di tingkat Kabupaten yang disebut dengan Musrena Keren ini.

Patut disyukuri di tahun 2019 ini Musrena Keren ini didukung oleh Peraturan Bupati nomor 1 tahun 2019.

Hal ini menunjukkan bentuk keseriusan dan keperpihakan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam hal ini Bupati Trenggalek untuk mengakomodir kelompok perempuan, kelompok anak, disabilitas dan kelompok rentan dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah, katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019