Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan diplomasi budaya dan bahasa Indonesia dengan berbagai negara melalui Program Darmasiswa yang bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air.

Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) Kemendikbud Suharti di Malang, Jawa Timur, Senin mengatakan Program Darmasiswa sebagai program prioritas untuk diplomasi budaya dan bahasa melalui mahasiswa asing.

"Sebagai program prioritas, tahun ini kami menargetkan mahasiswa asing melalui Program Darmasiswa ini sebanyak 650 orang yang tersebar di perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air," ucapnya.

Untuk menentukan kuota mahasiswa asing peserta Program Darmasiswa, kata Suharti, didasarkan pada pilihan peserta dari masing-masing negara dan kuotanya juga tidak ditentukan, karena tergantung pilihan mahasiswa darmasiswa di luar negeri.

Hanya saja, lanjutnya, jumlah peserta mahasiswa darmasiswa untuk setiap perguruan tinggi maksimal 30 orang dan tidak boleh kurang dari 5 orang. Jika kurang dari lima orang peserta akan dialihkan ke perguruan tinggi lain pilihan peserta.

"Untuk memaksimalkan Program Darmasiswa yang membidik 650 peserta dari berbagai negara ini, kami menganggarkan dana sekitar Rp28,075 miliar pada tahun ini," katanya.

Di Malang, Program Darmasiswa tersebar di delapan lembaga pendidikan tinggi, di antaranya IKIP Budi Utomo dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), serta Universitas Brawijaya (UB).

Sementara itu, Program Darmasiswa di IKIP Budi Utomo pada tahun ini ada 22 mahasiswa asing dari sejumlah negara, seperti Afganistan, Korea, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Jepang, dan Thailand. Bahkan, saat ini sejumlah mahasiswa IKIP Budi Utomo juga sedang melaksanakan magang mengajar di Thailand.

Untuk meningkatkan pengetahuan budaya dan bahasa Indonesia, termasuk beragam tradisi yang ada di Tanah Air, IKIP Budi Utomo Malang mngajarkan mahasiswa asing itu membatik, membuat topeng Malangan serta outing class untuk mengenal budaya dan sejarah di Yogyakarta.

Selama di Yogyakarta, mahasiswa asing tersebut dikenalkan dengan berbagai tempat khusus dari raja-raja Yogyakarta (Sri Sultan Hamengkubuwono), mulai Taman Sari hingga Keraton Yogyakarta yang saat ini ditempati Sri Sultan Hamengkubuwono X. (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019