Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berjanji menyediakan aplikasi penjualan berbasis android yang bisa diunduh melalui telepon seluler bagi para petani bawang merah di Nganjuk, Jawa Timur.

"Aplikasi ini dijamin akan memberi keuntungan terhadap petani maupun konsumen," katanya saat menghadiri sebuah kegiatan di Nganjuk, Minggu.

Dia mengatakan aplikasi ini telah diterapkan oleh para petani bawang di Brebes, Jawa Tengah. “Melalui aplikasi ini para petani di Brebes bisa menjual bawang hasil taninya seharga Rp18 ribu perkilogram. Sedangkan konsumen di Jakarta membelinya seharga Rp20 ribu di pasar,” katanya.

Rudiantara menjelaskan aplikasi ini memangkas pembelian bawang oleh tengkulak kecil yang biasanya memborong dengan harga murah dari petani di desa, untuk kemudian dilempar lagi ke tengkulak yang lebih besar.

"Itulah kenapa harga bawang yang ditawarkan oleh tengkulak kepada petani di desa begitu rendah tapi sesampainya di kota harganya bisa menjadi dua hingga tiga kali lipatnya," ujarnya.

Menkominfo berada di Nganjuk memenuhi ajakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk menandatangani nota kesepahaman antihoaks yang dihadiri oleh ratusan ibu-ibu anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Desa Gempol, Kecamatan Rejoso.

"Tadi Pak Menteri di sepanjang jalan ketika sudah memasuki wilayah Kabupten Nganjuk melihat di pinggir-pinggir jalan kok banyak bawang merah. Saya bilang Nganjuk ini salah satu penghasil bawang dan beliau tergerak untuk menyediakan aplikasi penjualan yang akan member manfaat bagi para petani," kata Khofifah, yang juga Ketua Umum Muslimat NU.

Rudiantara sempat berdialog dengan ibu-ibu anggota Muslimat NU setempat yang berprofesi sebagai petani bawang merah. Diperoleh informasi mereka biasanya menjual ke tengkulak kecil seharga Rp10 ribu perkilogram. Namun, pasar-pasar tradisional Kota Surabaya harga bawang merah dalam dua hari terkhir berada di kasaran  Rp25 ribu perkilogram.

"Nanti setelah kami sediakan aplikasi penjualan ini para petani bisa menjual bawangnya sehargar Rp18 ribu dan para konsumen di kota besar seperti Surabaya bisa membeli di pasar seharga Rp20 ribu. Dengan begitu kedua belah pihak bisa sama-sama mendapat keuntungan," ujarnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019