Air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dikeluarkan sekitar 9 meter kubik/detik, sejak 2 Maret, akibat penuh, selain untuk mengamankan bangunan pelimpah (spillway) yang pernah jebol pada 2015.
Petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Bambang Irawan, Jumat, menjelaskan air Waduk Pacal terpaksa dikeluarkan setelah memperoleh pasokan air akibat terjadi banjir bandang di wilayah selatan tiga kali.
Banjir bandang yang terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Gondang, juga di Kecamatan Temayang, airnya masuk ke Waduk Pacal. Dengan adanya banjir bandang di wilayah selatan tiga kali itu, ketinggian air pada papan duga di waduk peninggalan Belanda itu, naik drastis.
"Sesuai ketentuan ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal maksimal 115 meter. Oleh karena itu air harus dikeluarkan melalui dua pintu pengeluaran sekitar 9 meter kubik/detik sejak 2 Maret," ucapnya di lokasi Waduk Pacal.
Saat ini, ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal mencapai 116,29 meter dengan kapasitas air tertampung sekitar 27 juta meter kubik.
"Tapi akibat air yang masuk ke waduk terus bertambah, maka air melimpas melalui saluran pelimpah sejak 5 Maret. Debitnya saya kurang tahu persis, tapi air yang keluar cukup besar. Pintu pengeluaran ditutup kalau ketinggian air waduk menjadi 115 meter," katanya menjelaskan.
Sampai saat ini, air waduk masih melimpas melalui saluran pelimpah, bahkan air yang melimpas di saluran pelimpas, mengakibatkan bangunan pelindung abutment/pondasi jembatan Kedungjati, juga di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, longsor.
Meskipun bangunan pelindung abutment/pondasi longsor, menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Jalan dan Jembatan Bojonegoro Agung Teguh Suharto, kondisi jembatan Kedungjati, yang menghubungkan jalan provinsi Bojonegoro-Nganjuk, aman dilalui kendaraan.
"Dari hasil pengecekan yang kami lakukan, kondisi jembatan di dekat Waduk Pacal tidak ada masalah. Bangunan yang tergerus air bukan pondasi jembatan, tapi pelindung abutment/pondasi jembatan yang berada di posisi arah Nganjuk," kata alumunus Fakultas Teknik Sipil ITS itu.
Bangunan pelimpah Waduk Pacal yang pernah jebol akibat banjir bandang pada 2015, sudah diperbaiki oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, tapi perbaikannya masih bersifat darurat belum permanen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Bambang Irawan, Jumat, menjelaskan air Waduk Pacal terpaksa dikeluarkan setelah memperoleh pasokan air akibat terjadi banjir bandang di wilayah selatan tiga kali.
Banjir bandang yang terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Gondang, juga di Kecamatan Temayang, airnya masuk ke Waduk Pacal. Dengan adanya banjir bandang di wilayah selatan tiga kali itu, ketinggian air pada papan duga di waduk peninggalan Belanda itu, naik drastis.
"Sesuai ketentuan ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal maksimal 115 meter. Oleh karena itu air harus dikeluarkan melalui dua pintu pengeluaran sekitar 9 meter kubik/detik sejak 2 Maret," ucapnya di lokasi Waduk Pacal.
Saat ini, ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal mencapai 116,29 meter dengan kapasitas air tertampung sekitar 27 juta meter kubik.
"Tapi akibat air yang masuk ke waduk terus bertambah, maka air melimpas melalui saluran pelimpah sejak 5 Maret. Debitnya saya kurang tahu persis, tapi air yang keluar cukup besar. Pintu pengeluaran ditutup kalau ketinggian air waduk menjadi 115 meter," katanya menjelaskan.
Sampai saat ini, air waduk masih melimpas melalui saluran pelimpah, bahkan air yang melimpas di saluran pelimpas, mengakibatkan bangunan pelindung abutment/pondasi jembatan Kedungjati, juga di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, longsor.
Meskipun bangunan pelindung abutment/pondasi longsor, menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Jalan dan Jembatan Bojonegoro Agung Teguh Suharto, kondisi jembatan Kedungjati, yang menghubungkan jalan provinsi Bojonegoro-Nganjuk, aman dilalui kendaraan.
"Dari hasil pengecekan yang kami lakukan, kondisi jembatan di dekat Waduk Pacal tidak ada masalah. Bangunan yang tergerus air bukan pondasi jembatan, tapi pelindung abutment/pondasi jembatan yang berada di posisi arah Nganjuk," kata alumunus Fakultas Teknik Sipil ITS itu.
Bangunan pelimpah Waduk Pacal yang pernah jebol akibat banjir bandang pada 2015, sudah diperbaiki oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, tapi perbaikannya masih bersifat darurat belum permanen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019