Kapolres Kota Kediri AKBP Anthon Haryadi menyebut satu personel polisi nantinya akan berjaga 5-7 tempat pemungutan suara (TPS) saat Pemilu 2019, guna memastikan proses pemungutan suara pada April 2019 di Kota Kediri, Jawa Timur, nantinya berjalan dengan lancar.
"Saat hari pencoblosan nantinya satu polisi akan berjaga di 5-7 TPS. Ada juga satu TNI nanti berjaga, sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) 50 meter dari TPS," katanya setelah kegiatan simulasi pengamanan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 di Mapolresta Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, Polresta Kediri menerjunkan kurang lebih 602 personel untuk pengamanan Pemilu 2019 yang ditempatkan di seluruh wilayah hukum Mapolresta Kediri baik di Kota dan Kabupaten Kediri. Jumlah itu masih ditambah dengan personel dari TNI hingga brimob.
Kapolresta juga menambahkan, menghadapi Pemilu 2019, seluruh daerah di wilayah hukum kepolisian ini dinilai sebagai lokasi yang rawan. Untuk itu, polisi akan lebih memperketat pengamanan guna mengantisipasi berbagai macam masalah saat pemberian hak suara. Terlebih lagi, saat pencoblosan nantinya untuk penghitungan tentunya memerlukan waktu yang lebih lama, mengingat pemilihan akan memilih anggota DPR dari pusat hingga daerah, anggota DPD, hingga calon Presiden dan calon Wakil Presiden.
Polisi, kata dia, juga akan menempatkan petugas khusus sejumlah 100 personel kompi dalmas, satu SSK brimob, dan satu SSK TNI. Mereka akan patroli saat hari pemberian pencoblosan dalam skala besar, termasuk saat proses penghitungan suara.
"Pemilu kali ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama, oleh karena itu ada penugasan untuk pengamanan TNI dan linmas. Juga ada kekuatan 'power on hand' sejumlah 100 personel kompi dalmas, satu SSK brimob, dan satu SSK TNI. Hari H untuk patroli skala besar tergantung situasi, misalnya di TPS tertentu mungkin pencoblosan lebih lama dari biasanya itu akan menjadi atensi," kata Kapolresta.
Sementara itu, Polresta Kediri dengan TNI, Brimob, Satpol PP Kota Kediri juga melakukan simulasi pengamanan saat Pemilu 2019 di depan halaman Mapolresta Kediri. Simulasi pengamanan dilakukan saat pencoblosan dimana dalam ditunjukkan ketegasan petugas dalam menangani kasus. Terdapat warga yang mencoblos dua kali dengan alasan warga tersebut mewakili anggota keluarganya yang sedang sakit. Namun, akhirnya hal itu bisa diatasi dengan mengamankan warga tersebut.
Selain itu, simulasi juga dilakukan untuk penanganan kerusuhan. Dalam simulasi ditunjukkan ketika terjadi unjuk rasa warga yang tidak puas dengan hasil pemilu. Warga yang aksi bahkan datang lebih banyak baik perempuan maupun laki-laki. Bahkan, massa juga melempari petugas dengan kantong berisi air. Petugas juga sempat mengamankan provokator dalam aksi tersebut. Namun, akhirnya massa berhasil ditenangkan dan aksi berakhir. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Saat hari pencoblosan nantinya satu polisi akan berjaga di 5-7 TPS. Ada juga satu TNI nanti berjaga, sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) 50 meter dari TPS," katanya setelah kegiatan simulasi pengamanan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 di Mapolresta Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, Polresta Kediri menerjunkan kurang lebih 602 personel untuk pengamanan Pemilu 2019 yang ditempatkan di seluruh wilayah hukum Mapolresta Kediri baik di Kota dan Kabupaten Kediri. Jumlah itu masih ditambah dengan personel dari TNI hingga brimob.
Kapolresta juga menambahkan, menghadapi Pemilu 2019, seluruh daerah di wilayah hukum kepolisian ini dinilai sebagai lokasi yang rawan. Untuk itu, polisi akan lebih memperketat pengamanan guna mengantisipasi berbagai macam masalah saat pemberian hak suara. Terlebih lagi, saat pencoblosan nantinya untuk penghitungan tentunya memerlukan waktu yang lebih lama, mengingat pemilihan akan memilih anggota DPR dari pusat hingga daerah, anggota DPD, hingga calon Presiden dan calon Wakil Presiden.
Polisi, kata dia, juga akan menempatkan petugas khusus sejumlah 100 personel kompi dalmas, satu SSK brimob, dan satu SSK TNI. Mereka akan patroli saat hari pemberian pencoblosan dalam skala besar, termasuk saat proses penghitungan suara.
"Pemilu kali ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama, oleh karena itu ada penugasan untuk pengamanan TNI dan linmas. Juga ada kekuatan 'power on hand' sejumlah 100 personel kompi dalmas, satu SSK brimob, dan satu SSK TNI. Hari H untuk patroli skala besar tergantung situasi, misalnya di TPS tertentu mungkin pencoblosan lebih lama dari biasanya itu akan menjadi atensi," kata Kapolresta.
Sementara itu, Polresta Kediri dengan TNI, Brimob, Satpol PP Kota Kediri juga melakukan simulasi pengamanan saat Pemilu 2019 di depan halaman Mapolresta Kediri. Simulasi pengamanan dilakukan saat pencoblosan dimana dalam ditunjukkan ketegasan petugas dalam menangani kasus. Terdapat warga yang mencoblos dua kali dengan alasan warga tersebut mewakili anggota keluarganya yang sedang sakit. Namun, akhirnya hal itu bisa diatasi dengan mengamankan warga tersebut.
Selain itu, simulasi juga dilakukan untuk penanganan kerusuhan. Dalam simulasi ditunjukkan ketika terjadi unjuk rasa warga yang tidak puas dengan hasil pemilu. Warga yang aksi bahkan datang lebih banyak baik perempuan maupun laki-laki. Bahkan, massa juga melempari petugas dengan kantong berisi air. Petugas juga sempat mengamankan provokator dalam aksi tersebut. Namun, akhirnya massa berhasil ditenangkan dan aksi berakhir. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019