PT Semen Indonesia (Persero) Tbk membukukan penjualan produk semen sebanyak 33,15 juta ton sepanjang tahun 2018 atau tumbuh sekitar 5,8 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Sementara pada 2017, total penjualan Semen Indonesia Group sebanyak 31,34 juta ton," kata Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Sigit Wahono di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Menurut Sigit, pertumbuhan penjualan banyak ditopang kinerja ekspor semen ke sejumlah negara. Tercatat ekspor Semen Indonesia Group (dari pabrik di Indonesia) selama 2018 meningkat 68,7 persen, dari 1,87 juta ton pada 2017 menjadi 3,15 juta ton.

Sementara penjualan domestik tumbuh tipis hanya 1,2 persen, dari 27,09 juta ton pada 2017, menjadi 27,42 juta ton pada 2018.

"Faktor 'over supply' (kelebihan pasokan) menjadi salah satu penyebab melambatnya kinerja penjualan domestik, karena bertambahnya 'pemain' di industri semen nasional," ujar Sigit.

Namun demikian, Sigit Wahono tetap optimistis kinerja penjualan domestik pada 2019 akan kembali tumbuh lebih bagus, meskipun masih dibayangi situasi politik pemilu dan pilpres.

"Kami juga berencana memperluas pasar ekspor ke negara-negara Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Australia. Potensi pasar ekspor cukup bagus," tambah Sigit.

Selain dari produksi pabrik Semen Indonesia Group di Tanah Air, pasar ekspor juga dipasok dari salah satu anak perusahaan di Vietnam, yakni Thang Long Cement.

Pada 2018, Thang Long Cement mengekspor sebanyak 891.807 ton, naik dibanding pengiriman tahun sebelumnya yang tercatat 519.567 ton.

Secara keseluruhan, Semen Indonesia Group memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 38,2 juta ton pada 2018 dan jumlah itu akan bertambah 14,8 juta ton lagi pada 2019 menjadi 53 juta ton, setelah perusahaan pelat merat itu mengakuisisi 80,64 persen saham PT Holcim Indonesia Tbk.  (*)

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019