Sidoarjo (Antaranews Jatim) - Kampung Edukasi Sampah RT.23 RW.07 Kelurahan Sekardangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, membuat inovasi dengan merintis kampungnya menjadi sebuah kampung bebas narkoba untuk mencegah penyalahgunaan narkoba khususnya pada anak-anak usia remaja di wilayah tersebut.

Edi Priyanto, Ketua RT.23 RW.07 Sekardangan, Sidoarjo, Kamis, menjelaskan, kampung ini sebelumnya telah dijadikan role model dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sistem keamanan lingkungan di Kabupaten Sidoarjo.

"Kampung ini menginisiasi wilayah kami sebagai kampung bebas narkoba dilatarbelakangi beredarnya informasi penyalahgunaan narkoba dan kejadian ini telah meresahkan sebagian masyarakat di wilayah ini," ujarnya di Sidoarjo.

Ia mengemukakan, berdasarkan informasi telah diketahui bahwa berbagai lapisan masyarakat mulai dari pejabat publik, para artis hingga masyarakat, bahkan remaja dan anak-anak menjadi korban narkoba tersebut.

"Warga kami menyadari harus ada upaya dan langkah nyata untuk ikut serta dalam pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba dengan menginisiasi menjadikan lingkungan kami sebagai kampung bebas narkoba," ujarnya.

Ia mengatakan, komitmennya adalah menyatakan perang terhadap segala bentuk narkoba serta sosialisasi dan kampanye terhadap bahaya dan dampak buruk narkoba ke warga menjadi suatu hal yang cukup penting untuk dilakukan.

"Mengingat akses terhadap internet saat ini bisa dilakukan kapan pun dan oleh siapapun tak terkecuali adalah anak-anak dan generasi muda," ucapnya.

Ia mengatakan, peran keluarga penting dalam membantu pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba, khususnya pada anak-anak usia remaja, karena usia tersebut merupakan usia yang suka melakukan uji coba dan memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk merasakan sesuatu yang belum pernah dirasakan.

Menurutnya, pengaruh narkoba pada remaja dapat berakibat lebih fatal, karena menghambat perkembangan kepribadianya, dan dapat merusak potensi diri.

"Oleh karenanya keluarga dapat berbicara dengan anak remaja tentang konsekuensi dari menggunakan narkoba karena sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat mempengaruhi susunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, serta dapat menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, persepsi, dan kesadaran," katanya.

Kampung Edukasi Sampah sendiri, kata dia, telah menyediakan arena dan sarana permainan tradisional bagi anak-anak di lingkungannya sejak dua tahun lalu.

"Meski tidak memiliki lahan khusus, namun para warga tidak kehabisan akal. Arena permainan tradisional tersebut dibuat di jalan blok paving yang berada di sekitar rumah warga. Beberapa permainan tradisional itu adalah gobak sodor, boi-boinan, berbagai jenis engklek (engklek kitiran, engklek pesawat, engklek rok, engklek gunung), permainan ular tangga, lapangan mini bulutangkis dan mini sepakbola," katanya.

Edi mengatakan, bahwa awalnya pembuatan arena permainan tradisional dilatarbelakangi oleh keprihatinannya atas maraknya penggunaan gadget secara berlebihan pada anak-anak.

"Tak hanya membiasakan aktifitas fisik bagi anak namun juga sebagai sarana edukasi terhadap filosofi permainan tradisional tempo dulu yang belum tentu dikenal oleh masyarakat secara luas saat ini," ucapnya.

Ia menjelaskan, beberapa kegiatan positif yang dilakukan dalam keluarga maupun melalui lingkungan warga Kampung Edukasi Sampah diklaim dapat mengeliminir meluasnya peredaran dan pengaruh narkoba.

"Selain dengan edukasi dalam bentuk sosialisasi dan kampanye menggunakan beberapa media publikasi, penggalakan aktivitas fisik sekaligus interaksi sosial dengan dengan permainan tradisional seperti gobak sodor, boi-boian, engklek, ular tangga serta permainan sepakbola, bulutangkis merupakan kegiatan yang positif dan menarik minat mereka," ujarnya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019