Lumajang (Antaranews Jatim) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjadikan Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sebagai Desa BNI, karena program kesejahteraan ekonomi masyarakat didukung penuh Bank BNI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Oleh karena itu, saat ini saya jadikan Desa Burno menjadi Desa BNI. Jadi, bagi warga desa yang ingin meningkatkan kesejahteraan ekonominya bisa langsung ke BNI," kata Rini dalam acara Sarasehan Petani Perhutanan Sosial di Lumajang, Jumat.
Rini menyatakan bangga, sebab dengan bantuan KUR dari pemerintah, perekonomian masyarakat setempat mulai tumbuh, seperti naiknya penghasilan sejumlah peternak sapi.
Sebelumnya, pemerintah memberikan dukungan berupa surat keputusan pengakuan dan perlindungan kemitraan bagi kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonosari Lestari di Desa Burno dengan luas lahan sebesar 940 hektare dan anggota sebanyak 367 kepala keluarga.
Petani di Desa Burno memanfaatkan hutan sosial ini untuk aktivitas peternakan, pemeliharaan rumput, madu dan perkebunan kopi, dan dua BUMN, yaitu Perum Perhutani dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk bersinergi dalam program ini.
Perhutani menyediakan lahan hutan yang siap digunakan untuk mendukung program perhutanan sosial, sementara BNI memberikan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani penggarap.
Rini mengatakan, program perhutanan sosial di Kabupaten Lumajang merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah dalam mendorong perbaikan kesejahteraan petani dan pemerataan ekonomi di wilayah tersebut.
Konsep perhutanan sosial akan memberikan aspek legal masyarakat, di mana masyarakat menanam di hutan rakyat sembari melestarikan sumber daya hutan.
"Saya senang kawasan hutan sosial sudah dimanfaatkan masyarakat, yang artinya optimalisasi lahan sudah berjalan dan masyarakat atau Petani di sini sudah merasakan manfaatnya. Kawasan di sini sangat potensial dan ke depan harus ditingkatkan. Terima kasih juga kepada BUMN yang sudah bersinergi mendukung upaya pemerintah dalam mendorong kesejahteraan Petani," katanya.
Sementara itu, di hutan sosial Desa Burno, Petani Rumput Gajah tercatat memanfaatkan lahan seluas 133 hektare dan menghasilkan 1.700 ikat per hari.
Petani sapi perah tercatat memiliki jumlah sapi sebanyak 804 ekor dan menghasilkan susu 5.172 liter per hari. Sementara petani madu dapat memanen setiap tiga bulan dan menghasilkan 30 liter untuk sekali panen.
Di kawasan hutan sosial tersebut juga dibangun fasilitas-fasilitas yang mendukung produktivitas dan kegaiatan pertanian melalui program bina lingkungan BNI, seperti bantuan pembuatan reaktor biogas yang dimanfaatkan untuk penanganan limbah ternak, bantuan kandang sapi terpadu serta pembuatan jalan menuju kandang.
Dari sisi pembiayaan, BNI mencatat hingga saat ini perseroan telah melakukan penyaluran KUR sebesar Rp4,6 miliar kepada petani di Desa Burno.
Fasilitas KUR dicairkan dalam bentuk Kartu Tani yang terkoneksi dengan sistem database kelompok tani yang sudah teregistrasi dari hulu sampai hilir, yaitu mulai pengadaan pupuk, penanaman sampai pemasaran hasil pertanian dan perkebunan.
Rini berharap, melalui skema pemberdayaan dan pendampingan, kehadiran perhutanan sosial di Kabupaten Lumajang pada akhirnya mampu memberikan manfaat terutama dalam memecahkan persoalan sosial ekonomi masyarakat.(*)
Video Oleh A Malik Ibrahim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Oleh karena itu, saat ini saya jadikan Desa Burno menjadi Desa BNI. Jadi, bagi warga desa yang ingin meningkatkan kesejahteraan ekonominya bisa langsung ke BNI," kata Rini dalam acara Sarasehan Petani Perhutanan Sosial di Lumajang, Jumat.
Rini menyatakan bangga, sebab dengan bantuan KUR dari pemerintah, perekonomian masyarakat setempat mulai tumbuh, seperti naiknya penghasilan sejumlah peternak sapi.
Sebelumnya, pemerintah memberikan dukungan berupa surat keputusan pengakuan dan perlindungan kemitraan bagi kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonosari Lestari di Desa Burno dengan luas lahan sebesar 940 hektare dan anggota sebanyak 367 kepala keluarga.
Petani di Desa Burno memanfaatkan hutan sosial ini untuk aktivitas peternakan, pemeliharaan rumput, madu dan perkebunan kopi, dan dua BUMN, yaitu Perum Perhutani dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk bersinergi dalam program ini.
Perhutani menyediakan lahan hutan yang siap digunakan untuk mendukung program perhutanan sosial, sementara BNI memberikan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani penggarap.
Rini mengatakan, program perhutanan sosial di Kabupaten Lumajang merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah dalam mendorong perbaikan kesejahteraan petani dan pemerataan ekonomi di wilayah tersebut.
Konsep perhutanan sosial akan memberikan aspek legal masyarakat, di mana masyarakat menanam di hutan rakyat sembari melestarikan sumber daya hutan.
"Saya senang kawasan hutan sosial sudah dimanfaatkan masyarakat, yang artinya optimalisasi lahan sudah berjalan dan masyarakat atau Petani di sini sudah merasakan manfaatnya. Kawasan di sini sangat potensial dan ke depan harus ditingkatkan. Terima kasih juga kepada BUMN yang sudah bersinergi mendukung upaya pemerintah dalam mendorong kesejahteraan Petani," katanya.
Sementara itu, di hutan sosial Desa Burno, Petani Rumput Gajah tercatat memanfaatkan lahan seluas 133 hektare dan menghasilkan 1.700 ikat per hari.
Petani sapi perah tercatat memiliki jumlah sapi sebanyak 804 ekor dan menghasilkan susu 5.172 liter per hari. Sementara petani madu dapat memanen setiap tiga bulan dan menghasilkan 30 liter untuk sekali panen.
Di kawasan hutan sosial tersebut juga dibangun fasilitas-fasilitas yang mendukung produktivitas dan kegaiatan pertanian melalui program bina lingkungan BNI, seperti bantuan pembuatan reaktor biogas yang dimanfaatkan untuk penanganan limbah ternak, bantuan kandang sapi terpadu serta pembuatan jalan menuju kandang.
Dari sisi pembiayaan, BNI mencatat hingga saat ini perseroan telah melakukan penyaluran KUR sebesar Rp4,6 miliar kepada petani di Desa Burno.
Fasilitas KUR dicairkan dalam bentuk Kartu Tani yang terkoneksi dengan sistem database kelompok tani yang sudah teregistrasi dari hulu sampai hilir, yaitu mulai pengadaan pupuk, penanaman sampai pemasaran hasil pertanian dan perkebunan.
Rini berharap, melalui skema pemberdayaan dan pendampingan, kehadiran perhutanan sosial di Kabupaten Lumajang pada akhirnya mampu memberikan manfaat terutama dalam memecahkan persoalan sosial ekonomi masyarakat.(*)
Video Oleh A Malik Ibrahim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019