Ungkapan "Selamat Datang Kepada Gubernur Baru" rasanya tidak pas apabila diucapkan kepada Khofifah Indar Parawansa yang resmi dilantik sebagai pimpinan Provinsi Jawa Timur, sebab beliau adalah orang asli Surabaya dan bekerja cukup lama di Surabaya, meski beberapa lama menjadi bagian dari pemerintah pusat.
Ucapan "Selamat Datang" kok lebih tepat rasanya diucapkan kepada orang yang baru datang dan baru masuk suatu wilayah yang belum pernah mereka masuki. Dan Khofifah, bukanlah orang baru di sini (Jawa Timur).
Lebih tepatnya mungkin saya menggunakan pilihan kata "Selamat Bekerja Gubernurku", sebab di situ ada peralihan waktu antara gubernur sebelumnya Soekarwo dan gubernur saat ini Khofifah.
Di tengah proses peralihan ada senggang waktu kosong beberapa jam, baru kemudian dilanjutkan tongkat estafetnya oleh Khofifah.
Sedangkan untuk kata "gubernurku", bukan berarti saya waktu pelaksanaan Pilkada Jatim memilih Khofifah, namun lebih disebabkan karena saat ini beliau adalah hasil dari putusan demokrasi yang resmi dan pastinya setiap masyarakat harus menghargainya, sehingga siapa pun itu dan apa pun pilihan politik sebelumnya, beliau untuk saat ini sudah layak disebut gubernurku (bagi masyarakat Jatim).
Namun demikian, siapa pun pemimpin di Jawa Timur dan apa pun organisasi atau lembaga yang dipimpinnnya, mereka harus bersyukur karena berada di sini (Jawa Timur), hal ini dilatarbelakangi masyarakatnya yang majemuk dan egaliter.
Mengenai etos kerja secara umum masyarakat Jawa Timur tidak perlu diragukan, hal itu diakui beberapa pejabat yang pernah dan masih menjabat di sejumlah lembaga di sini. Sebut saja gubernur sebelumnya Soekarwo yang mengakui bahwa masyarakat Jatim sangat dinamis dan berani menghadapi berbagai tantangan.
Hal yang sama diakui Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jatim Difi A Johansyah. Ia mengaku bahwa terjaganya inflasi dan ekonomi selama tahun 2018 lebih disebabkan karena pola masyarakatnya yang ulet dalam menghadapi tantangan.
Beberapa pengamat pun optimistis bahwa di tahun 2019 pertumbuhan ekonomi di Jatim bisa mencapai 5,5 persen, bahkan bisa lebih tinggi mencapai 5,8 persen, atau lebih tinggi dibanding nasional.
Kini pemimpin baru Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak, hanya tinggal mencari formulanya, bagaimana bisa mendorong kinerja dan etos kerja yang sudah baik tersebut untuk menjadi lebih baik lagi, sebab pondasi di internal masyarakatnya sudah sangat bagus.
Selamat bekerja gubernurku, kami tunggu formulamu untuk menjadikan kami lebih baik....
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ucapan "Selamat Datang" kok lebih tepat rasanya diucapkan kepada orang yang baru datang dan baru masuk suatu wilayah yang belum pernah mereka masuki. Dan Khofifah, bukanlah orang baru di sini (Jawa Timur).
Lebih tepatnya mungkin saya menggunakan pilihan kata "Selamat Bekerja Gubernurku", sebab di situ ada peralihan waktu antara gubernur sebelumnya Soekarwo dan gubernur saat ini Khofifah.
Di tengah proses peralihan ada senggang waktu kosong beberapa jam, baru kemudian dilanjutkan tongkat estafetnya oleh Khofifah.
Sedangkan untuk kata "gubernurku", bukan berarti saya waktu pelaksanaan Pilkada Jatim memilih Khofifah, namun lebih disebabkan karena saat ini beliau adalah hasil dari putusan demokrasi yang resmi dan pastinya setiap masyarakat harus menghargainya, sehingga siapa pun itu dan apa pun pilihan politik sebelumnya, beliau untuk saat ini sudah layak disebut gubernurku (bagi masyarakat Jatim).
Namun demikian, siapa pun pemimpin di Jawa Timur dan apa pun organisasi atau lembaga yang dipimpinnnya, mereka harus bersyukur karena berada di sini (Jawa Timur), hal ini dilatarbelakangi masyarakatnya yang majemuk dan egaliter.
Mengenai etos kerja secara umum masyarakat Jawa Timur tidak perlu diragukan, hal itu diakui beberapa pejabat yang pernah dan masih menjabat di sejumlah lembaga di sini. Sebut saja gubernur sebelumnya Soekarwo yang mengakui bahwa masyarakat Jatim sangat dinamis dan berani menghadapi berbagai tantangan.
Hal yang sama diakui Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jatim Difi A Johansyah. Ia mengaku bahwa terjaganya inflasi dan ekonomi selama tahun 2018 lebih disebabkan karena pola masyarakatnya yang ulet dalam menghadapi tantangan.
Beberapa pengamat pun optimistis bahwa di tahun 2019 pertumbuhan ekonomi di Jatim bisa mencapai 5,5 persen, bahkan bisa lebih tinggi mencapai 5,8 persen, atau lebih tinggi dibanding nasional.
Kini pemimpin baru Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak, hanya tinggal mencari formulanya, bagaimana bisa mendorong kinerja dan etos kerja yang sudah baik tersebut untuk menjadi lebih baik lagi, sebab pondasi di internal masyarakatnya sudah sangat bagus.
Selamat bekerja gubernurku, kami tunggu formulamu untuk menjadikan kami lebih baik....
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019