Surabaya (Antaranews Jatim) - Sedikitnya dua reporter televisi dari Perancis mempromosikan sejumlah wisata di Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai dari kuliner, heritage, gaya hidup, taman-taman hingga hingga kampung kuno ke sejumlah negara di Eropa.
     
"Tujuan mereka berkunjung ke Surabaya dalam rangka kegiatan promosi wisata Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar)," kata Country Manager France, Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Eka Moncarre bersama reporter dari Perancis saat bertemu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Rabu.
     
Menurut dia, dua orang reporter asal Eropa itu tertarik untuk membuat film dokumenter di Kota Pahlawan. Selama tiga hari, mereka tinggal di Surabaya untuk melakukan peliputan ke objek-objek penting. 
     
Nantinya, lanjut dia, hasil liputan itu akan ditayangkan dalam dua stasiun TV di Eropa, yakni TV5Monde dan France 2 dalam episode bertajuk "pays et marches du monde".
     
"Sebelumnya, kami sudah sepuluh hari shooting, mulai dari Balikpapan, Kutai Barat, Banyuwangi dan kemarin ke Bromo dan terakhir ini di Surabaya," katanya.
     
Eka mengatakan Surabaya dipilih karena dinilai memiliki beberapa objek wisata spesial, seperti heritage dan kuliner. Apalagi, lanjut dia, pada 2018, Kota Surabaya berhasil menyabet dua penghargaan, yakni Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018, sebagai kota terbaik di Indonesia bidang pariwisata dan Online Popular City Guangzhou International Award 2018 sebagai kota terpopuler di dunia. 
     
Hal ini menjadi dasar bahwa Kota Surabaya sangat layak untuk menjadi tujuan destinasi wisata bagi masyarakat Eropa. "Saya rasa itu waktu yang sangat bagus untuk memperkenalkan Surabaya," ujarnya.
     
Proses pengambilan gambar mereka dimulai dengan menyusuri Sungai Kalimas di hari pertama, Senin, (11/2). Mereka didampingi beberapa jajaran dari Pemkot Surabaya untuk meliput eksotisme Sungai Kalimas di malam hari. 
     
Selanjutnya, pada Selasa, (12/2), mereka melakukan peliputan ke beberapa objek heritage dan kuliner di Surabaya seperti, Hotel Majapahit, Jalan Panggung, Pasar Pabean, Tugu Pahlawan, Kawasan Kota Tua Surabaya Utara, Kampung Lawas Maspati, hingga menikmati santapan kuliner sate kelopo Ondomohen. 
     
Bahkan, diakhir kunjungannya itu, mereka juga melakukan wawancara langsung dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di ruang kerja Balai Kota Surabaya.
     
Eka menilai bahwa Surabaya bisa direkomendasikan menjadi salah satu tujuan destinasi wisata bagi warga Eropa. Bahkan, ia mencontohkan, salah satunya adalah Wisata Sungai Kalimas yang patut masuk ke dalam daftar lokasi wajib dikunjungi bagi wisatawan. 
     
"Surabaya itu bersih sekali sungainya dan saya sangat surprise. Saya rasa ini adalah perpaduan yang bagus. Akses sudah ada, fasilitas juga sudah ada, dan tinggal promosinya," katanya.
     
Ia mengaku senang bisa berkunjung dan melakukan peliputan langsung ke objek-objek penting di kota terbesar kedua Indonesia. Bahkan, Eka Moncarre menuturkan bahwa proses pembuatan film dokumenter itu, banyak mendapat dukungan dari pihak Pemkot Surabaya. 
     
"Kami juga mendapat dukungan dari Pemkot Surabaya. Kalau tanpa dukungan itu, kami mungkin tidak bisa datang ke sini," katanya.
     
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pihaknya berkomitmen membuat suatu konsep dimana Kota Surabaya berbeda dengan kota-kota lain. Walaupun Surabaya tidak mempunyai objek wisata seperti di Eropa, namun yang membuat wisatawan asing betah di Kota Pahlawan adalah kampung-kampung Surabaya yang masih tetap terjaga kearifan lokalnya. 
     
Untuk itu, ia selalu mengajarkan kepada warga Surabaya agar selalu ramah terhadap wisatawan yang datang. "Saya mengajak warga Surabaya untuk menjadi tuan rumah yang baik. Saya mengajarkan seluruh warga untuk ramah terhadap setiap pendatang (wisatawan)," kata Risma.
     
Ia mengatakan selain membuat kota yang ramah untuk pendatang,  Risma juga mengaku bagaimana membangun Surabaya ini agar bisa terus ramai, baik saat siang ataupun malam, salah satunya yakni dengan membuat taman-taman kota yang bisa dikunjungi selama 24 jam. 
     
Terlebih, lanjut dia, Pemkot Surabaya telah menyediakan layanan 112 yang beroperasi selama 24 jam dengan tujuan agar masyarakat maupun wisatawan yang tinggal di Surabaya, merasa aman dan nyaman. 
     
"Saya membuat para pendatang (wisatawan) ini nyaman, sehingga wisatawan yang datang ke Surabaya ini merasa senang hati, baik saat pagi ataupun malam hari," katanya.
     
Wali Kota Risma menambahkan bahwa ia selalu membuat hal-hal unik yang berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia dan Eropa. Selain betujuan untuk menggaet wisatawan, hal ini dilakukan sebagai komitmen untuk membangun Surabaya agar bisa terus sejajar dengan kota-kota besar di dunia. 
     
"Saya selalu mencari hal-hal yang unik, yang memang di tempat lain tidak ada," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019