Surabaya (Antaranews Jatim) - Kumisraan, kata itu dipelesetkan dari kata Kemesraan, yang selalu disematkan kepada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Soekarwo (Pakde Karwo) serta Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

Bagaimana tidak, sejak dipasangkan koalisi sejumlah partai politik pada 2008, keduanya sudah berkumis. Bahkan, dijadikan tagline saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2008.

Tagline yang menyimpan pesan sangat kuat itu juga diubah ke berbagai bahasa, seperti Coblos Brengose (Bahasa Jawa) dan Coblos Songotna (Bahasa Madura).

Hasilnya, Pakde Karwo dan Gus Ipul mampu memenangi Pilkada 2008, yang kemudian dilantik 2009 (setelah melalui tiga kali putaran pemungutan suara) dan berlanjut pada Pilkada Jatim 2013 (dilantik 12 Februari 2014).

Menyebut Pak Kumis, maka sudah terpikirkan sosok pasangan Gubernur-Wagub yang menjabat dua periode tersebut, keduanya juga dikenal mesra karena nyaris tak ada dinamika yang berujung pertengkaran.

Tak berlebihan banyak yang memelesetkan lagu berjudul Kemesraan yang dipopulerkan Iwan Fals menjadi lagu andalan keduanya, lalu diubah hurufnya menjadi "Kumisraan".

"Kumisraan ini, janganlah cepat berlalu, Kumisraan ini ingin ku kenang selalu, hatiku damai jiwaku tenang di sampingmu, hatiku damai jiwaku tentram bersamamu".

Lagu itu setiap tahun dinyanyikan keduanya di sejumlah acara, bahkan kegiatan umum maupun kenegaraan. Keduanya bernyanyi bersama, bergantian, bersahutan hingga berpelukan.

Kemesraan keduanya tak hanya ditunjukkan saat di atas panggung atau di depan kamera wartawan, Pakde Karwo dan Gus Ipul memang kompak luar dalam, saling berbagi tugas dan peran.

Pakde Karwo sebagai Gubernur memiliki porsi tugas dan prioritas lebih dibandingkan Gus Ipul sebagai wakilnya. Gubernur adalah orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sedangkan Wagub adalah yang kedua.

Pun demikian, Gus Ipul tahu kapasitasnya, julukan wakil sebagai ban serep tetap dijunjungnya selama mendampingi Pakde Karwo. Keduanya selalu saling menghormati dan menghargai terhadap kinerja masing-masing.

Tak kaget jika tokoh-tokoh nasional, bahkan sekelas presiden pun kadang menyontohkan Pakde Karwo-Gus Ipul sebagai pasangan gubernur yang mesra, karena sukses mengabdi bersama selama dua periode.

Kemesraan yang sudah dipupuknya selama 10 tahun terakhir secara formal akan resmi berakhir hari ini, Selasa, 12 Februari 2019. Malam nanti pukul 24.00 WIB, jabatan sebagai orang yang mewakili Presiden di daerah mengalami suksesi kepemimpinan.

Per Rabu, 13 Februari 2019 pukul 15.30 WIB, posisi Pakde Karwo akan digantikan Khofifah Indar Parawansa, sedangkan Gus Ipul digantikan Emil Elistianto Dardak.

Pasangan Khofifah-Emil Dardak memenangani kontestasi Pilkada Jatim 27 Juni 2018 mengalahkan pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno.
 
Gubernur Jatim Soekarwo saat menjadi pembicara di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 di Surabaya, Selasa (30/1). (Foto Istimewa/Humas Pemprov Jatim)


Catatan Kinerja

Diakui, tidak sedikit prestasi yang diukir pasangan Pakde Karwo-Gus Ipul. Selama satu dekade terakhir, keduanya sukses memimpin Jatim dan membuatnya semakin maju, ditambah rakyatnya yang merasakan hidup nyaman, aman dan berdampingan.

Kepemimpinan yang inovatif dan dikenal mampu merangkul seluruh pihak dibuktikan dengan hasil membanggakan. Tak perlu dihitung berapa penghargaan yang diterima selama gubernur dan wakil gubernur dijabat oleh mereka.

Sosok Pakde Karwo dikenal humanis, diimbangi dengan Gus Ipul yang humoris, membuat seluruh pemangku kepentingan terkesan. Konflik partai politik nyaris tak terjadi di DPRD Jatim, tak ada faksi yang membatasinya. Meski berbeda baju dan bendera, tapi semuanya bersatu dan jarang beradu argumen.

Keberhasilan menjaga stabilitas politik dan keamanan di Jatim tak lepas dari kepiawaian mengakomodasi semua kelompok dan merangkul semua kalangan. Berulang kali, Pakde Karwo mengingatkan dan menegaskan harus menjaga tradisi, yakni menyelesaikan masalah dengan musyawarah mufakat, bukan melalui pemilihan suara terbanyak (voting), termasuk di Indrapura (sebutan untuk DPRD Jatim).

Tentang penghargaan, ada dua kenang-kenangan yang akan terus diingat masyarakat Jawa Timur, yakni sukses menggondol Samkarya Nugraha kategori Parasamya Purnakarya Nugraha.

Penghargaan itu sangat membanggakan, karena menjadi bukti hasil karya tertinggi pelaksanaan pembangunan lima tahun dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dua kali penghargaan serupa membuatnya masuk catatan sejarah karena belum ada kepala daerah di Tanah Air yang menyamainya.

Sebagai penegasan bahwa Jatim adalah Provinsi Parasamya, di akhir 2018 telah diresmikan Monumen Parasamya Purnakarya Nugraha yang bersanding dengan Tugu Titik Nol di halaman Kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan 110 Surabaya. Letaknya tepat berhadap-hadapan dengan Tugu Pahlawan.

Di sektor perekonomian, pertumbuhan ekonomi secara konsisten selalu di atas rata-rata nasional. Ketahanan ekonomi Jatim juga diyakini cukup kuat, karena ditopang industri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kendati kurang didukung kondisi ekonomi makro dalam tiga tahun terakhir, namun hingga triwulan II tahun 2018 perekonomian Jatim masih mampu tumbuh 5,57 persen (year on year). Angka tersebut meningkat 0,5 persen dari pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester I yang mencapai 5,52 persen.

Kinerja perdagangan Jatim pada semester I tahun 2018 juga menunjukkan kinerja memuaskan dengan mencapai surplus Rp57,89 triliun, di mana net ekspor impor dalam negeri/antardaerah mampu mencapai Rp101,58 triliun.

Kinerja investasi Jatim pada semester I tahun 2018 juga mengalami capaian serupa. Berdasar realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp7,93 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp16,67 triliun, serta investasi nonfasilitasi mencapai Rp71,35 triliun, sehingga total realisasi investasi semester I tahun 2018 mampu menembus angka Rp95,95 triliun.

Dalam empat tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Jatim masih di atas rata-rata nasional. Rinciannya, pada 2015 pertumbuhannya mencapai Rp5,44 persen, sementara nasional masih 4,79 persen. Sebelumnya, Jatim tumbuh 5,86 persen, sedangkan nasional hanya 5,02 persen.

Begitu pula pada 2012 dan 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim masing-masing mencapai 6,64 persen dan 6,55 persen. Sedangkan nasional mencapai 6,03 persen dan 5,87 persen.

Di bidang ekonomi perdagangan, Jatim membangun jaringan kerja sama dagang dengan 26 provinsi di Indonesia. Di sana, terbentuk Kantor Perwakilan Dagang (KPD) yang bertugas membangun kerja sama dagang antara Jatim dengan provinsi tersebut.

Bentuk kerja sama antara lain melalui promosi produk unggulan Jatim, temu bisnis dan transaksi dagang, support value change komoditas dalam negeri, business aggregator hingga market intelligent.

Pemprov Jatim juga melakukan pameran skala internasional, berkoordinasi dengan Atase Perdagangan 23 negara dan Indonesia Trade Promotion Center di 19 negara.
 
Wagub Jatim Gus Ipul saat meninggalkan Gedung Negara Grahadi usai berpamitan kepada Gubernur Jatim Soekarwo, Rabu (14/2). (Foto Fiqih Arfani)


Kesan

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto menilai pasangan Pakde Karwo-Gus Ipul merupakan figur pejabat bersahaja, sederhana, humanis, humoris, dan dekat di hati masyarakat.

"Pakde Karwo-Gus Ipul senantiasa menciptakan perdamaian. Keduanya figur pejabat hebat dan saling mengisi," katanya.

Menurut dia, Pakde Karwo dan Gus Ipul pada setiap pidatonya menunjukkan selalu menyampaikan pesan moral, membangun serta senantiasa memberi semangat maupun optimistime masyarakat Jatim.

Pakde Karwo, kata dia, selalu memberikan semangat untuk peningkatan kinerja, hasil produksi pertanian yang positif, kemajuan budaya, hingga keberhasilan pariwisata di mata nasional maupun internasional.

"Saya yakin masyarakat Jatim bangga memiliki figur seperti Pakde Karwo dan Gus Ipul yang selalu memberi aura positif," kata jenderal TNI AL bintang dua tersebut.

Di pengujung jabatan Pakde Karwo, ia berucap terima kasih dan mengucapkan selamat datang ke gubernur baru, Khofifah Indar Parawansa, yang akan didampingi Emil Dardak memimpin Jatim hingga 2024.

Hal senada disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan yang diakuinya bersama Pakde Karwo memiliki banyak kenangan selama bersinergi.

"Saya pernah sama Pakde mencari solusi atas permasalahan di Jatim hingga dini hari. Tapi, yang membuat indah itu karena mencari solusi sambil ngopi' dan ngerokok. Kalau tidak di Jatim, sepertinya susah merasakan momen seperti itu," katanya.

Keberhasilan Jatim yang luar biasa, lanjut dia, diharapkan mampu dipertahankan, bahkan ditingkatkan oleh penggantinya, Khofifah.

"Saya siap dan selalu siap bersinergi dengan Bu Khofifah. Saya akan berada di barisan depan membantu dan selamat datang di Jatim," ucap jenderal polisi bintang dua itu.

Sementara itu, Bupati Ngawi Budi Sulistyono mewakili kepala daerah se-Jatim mengucapkan terima kasih kepada Pakde Karwo-Gus Ipul atas bimbingan dan dedikasi luar biasa selama memimpin.

Di bawah kepemimpinan Pakde Karwo-Gus Ipul, kata dia, seluruh bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota merasakan kenyamanan dan kenikmatan saat bertemu, bahkan rindu jika lama diminta tak menghadap ke Gedung Negara Grahadi di Surabaya.

"Pakde Karwo adalah guru sekaligus teman. Banyak arahan bimbingan kepada kami, khususnya ke arah pembangunan dengan tujuan menyejahterakan rakyatnya," kata Kanang, sapaan akrab Bupati Ngawi.

Hanya tinggal hitungan jam, rakyat Jatim yang sudah dipimpin Pakde Karwo-Gus Ipul selama 10 tahun akan kehilangan. Berjalannya waktu memang tak bisa dihindari, selama apapun dan di posisi jabatan, pasti akan berganti posisi.

Jabatan adalah amanah yang bisa pergi kapan saja, bahkan sudah digariskan undang-undang hanya lima tahun dan jika terpilih kembali bisa memimpin satu periode kembali (seperti Pakde Karwo dan Gus Ipul).

Mewakili masyarakat Jatim, Matur nuwun Pakde Karwo, Matur nuwun Gus Ipul. Teruslah mengabdi untuk bangsa dan negara, di manapun dan dalam posisi apapun. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019