Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menilai posisi Indonesia diuntungkan dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
"Tidak terlalu banyak berdampak, malah lebih diuntungkan karena relokasi industri akan datang ke Indonesia," kata Luhut saat menjadi pemateri dalam Seminar Nasional bertema Pengembangan UMKM dan Workshop Menembus Pasar Digital yang digelar dalam rangkaian HPN 2019 di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, perang dagang antara Amerika Serikat dan China itu terjadi pada saat Amerika Serikat memberikan keleluasan kepada China untuk berkembang dengan harapan keluar dari komunisme.
Namun, China memanfaatkan itu untuk membangun negaranya dengan baik, yang pada akhirnya secara perekonomian bisa mendekati kemajuan yang ada di Amerika Serikat.
Luhut mengatakan, teknologi China berkembang begitu cepat karena selama ini tidak pernah mengeluarkan biaya untuk keperluan perang terbuka, seperti halnya yang dilakukan Amerika Serikat saat ini.
"Begitu juga kita tidak mau bikin angkatan perang hebat, karena perkiraan intelijen bahwa untuk perang terbuka 15 atau 20 tahun ke depan tidak terjadi di Indonesia. Saat ini kita lebih pada konsolidasi ekonomi. Tapi, kita tetap memperkuat operasi-operasi militer agar Indonesia stabil," ujarnya.
Luhut menambahkan, salah satu yang mengakibatkan perekonomian di China semakin berkembang pesat adalah peran dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Jadi, kita belajar juga dari sana (China)," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, sebagaimana pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia tidak pernah berkiblat ke Amerika Serikat maupun China.
"Kita suatu negara yang terlalu besar untuk bisa dibawa ke kiri dan ke kanan," katanya.
Indonesia, menurut Luhut, sudah diramalkan dalam forum-forum ekonomi dunia akan masuk negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia pada tahun 2030, 2035 dan 2040. "Saya rasa lebih cepat dari itu," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Tidak terlalu banyak berdampak, malah lebih diuntungkan karena relokasi industri akan datang ke Indonesia," kata Luhut saat menjadi pemateri dalam Seminar Nasional bertema Pengembangan UMKM dan Workshop Menembus Pasar Digital yang digelar dalam rangkaian HPN 2019 di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, perang dagang antara Amerika Serikat dan China itu terjadi pada saat Amerika Serikat memberikan keleluasan kepada China untuk berkembang dengan harapan keluar dari komunisme.
Namun, China memanfaatkan itu untuk membangun negaranya dengan baik, yang pada akhirnya secara perekonomian bisa mendekati kemajuan yang ada di Amerika Serikat.
Luhut mengatakan, teknologi China berkembang begitu cepat karena selama ini tidak pernah mengeluarkan biaya untuk keperluan perang terbuka, seperti halnya yang dilakukan Amerika Serikat saat ini.
"Begitu juga kita tidak mau bikin angkatan perang hebat, karena perkiraan intelijen bahwa untuk perang terbuka 15 atau 20 tahun ke depan tidak terjadi di Indonesia. Saat ini kita lebih pada konsolidasi ekonomi. Tapi, kita tetap memperkuat operasi-operasi militer agar Indonesia stabil," ujarnya.
Luhut menambahkan, salah satu yang mengakibatkan perekonomian di China semakin berkembang pesat adalah peran dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Jadi, kita belajar juga dari sana (China)," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, sebagaimana pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia tidak pernah berkiblat ke Amerika Serikat maupun China.
"Kita suatu negara yang terlalu besar untuk bisa dibawa ke kiri dan ke kanan," katanya.
Indonesia, menurut Luhut, sudah diramalkan dalam forum-forum ekonomi dunia akan masuk negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia pada tahun 2030, 2035 dan 2040. "Saya rasa lebih cepat dari itu," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019