Probolinggo (Antaranews Jatim) - Permintaan kepiting rajungan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengalami penurunan, karena sejak beberapa bulan terakhir usaha pengolahan daging kepiting rajungan yang digeluti sejumlah warga di wilayah setempat sedang terpuruk dan lesu.
     
"Banyaknya pasokan kepiting rajungan dari luar daerah disinyalir membuat permintaan rajungan dari Probolinggo menurun," kata nelayan kepiting rajungan Dundik Budi Wahyu di Probolinggo, Rabu.
     
Ia mengatakan, turunnya permintaan kepiting rajungan di Probolinggo terjadi sejak empat bulan terakhir, padahal pada tahun-tahun sebelumnya hal itu tidak pernah terjadi.
     
"Permintaan rajungan dari pabrikan di Surabaya juga mengalami penurunan, karena biasanya pengiriman daging kepiting rajungan berkisar 400-500 kilogram per hari, namun saat ini berkurang signifikan menjadi 30-50 kilogram per hari," tuturnya.
     
Harga beli rajungan dari perusahaan juga turun, dari sebelumnya sekitar Rp400 ribu per kilogram, kini menjadi Rp150 ribu per kilogram. Kondisi tersebut dipengaruhi banyaknya pasokan rajungan dari luar daerah. 
   
"Beberapa pelaku usaha banyak mendatangkan rajungan dari luar daerah dan tidak menyerap rajungan lokal, karena pedagang memilih rajungan dari luar daerah Probolinggo yang harganya lebih murah, kemudian mengirimnya ke pabrikan pengolahan daging rajungan," katanya.
     
Ketika persediaan pabrikan sudah cukup untuk ekspor, lanjut dia, maka pintu pembelian daging rajungan ditutup atau dikurangi, sehingga pihaknya tidak bisa memasok lagi ke Surabaya.
   
"Bahkan sejumlah nelayan rajungan di perairan Sumberasih juga banyak beralih profesi, apalagi ditambah dengan cuaca ekstrem beberapa pekan terakhir, sehingga sebagian nelayan beralih melakukan budi daya ikan lele," ujarnya.
     
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Probolinggo bisa menarik investor dan eksportir rajungan, sehingga para nelayan rajungan bisa lebih mudah memasok barangnya dan tidak perlu mengirim ke pabrikan yang beraada di Surabaya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019