Malang (Antaranews Jatim) - Salah seorang mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang Ervan Mohammad meraih gelar juara catur internasional dalam turnamen Grand Asian Chess Challenge (GACC) ke-23 tahun 2019 di Universitas Malaya, Malaysia.
      
Meski turnamen catur internasional berlebel GACC itu masih menyisakan satu babak dan baru berakhir besok (Sabtu, 2/2), Ervan sudah memastikan gelar juara karena 8 poin yang diraih mahasiswa semester 3 itu tidak mungkin lagi dikejar pecatur lainnya.
      
"Saya sudah meraih 8 poin dan tidak mungkin dikejar lagi oleh pecatur lainnya, mski pertanfingan masih menyisakan satu babak lagi. Dua pecatur Malaysia saat ini mengumpulkan 6 poin, sedangkan poin maksimal yang bisa diraih dalam satu babak hanya 1," kata Ervan saat dihubungi per telepon di Malaysia, Jumat.
      
Dua pecatur Malaysia yang meraih 6 poin itu masing-masing adalah Azman Hisyam dan Subramaniam Shreyes. Pada babak terakhir akan memperbutkan gelar juara 2 dan 3.
      
Turnamen yang digelar oleh Tuanku Bahiyah Residential Collage itu diikuti 73 peserta dari berbagai negara di Asia. Selain Indonesia, ada sejumlah negara yang berpartisipasi mengirimkan atlet caturnya, seperti India, Sri Lanka, Thailand, dan Malaysia sebagai tuan rumah.
      
Ervan mengaku dalam gelaran GACC 2019 yang berlangsung pada 26 Januari hingga 2 Februari 2019 di Universitas Malaya, Malaysia itu, perlawanan terberat dan cukup kuat dari Thailand serta Malaysia, apalagi Malaysia menjadi tuan rumah dengan wakil terbanyak dan Indonesia mengirimkan lima pecaturnya. Dan, kemungkinan posisi juara 2 dan 3 akan diraih Malaysia.
      
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi itu mengaku bangga. "Jelas raihan gelar juara ini sangat membanggakan, bahkan kami bisa membuktikan kalau IKIP Budi Utomo bisa berkiprah di ajang internasional. Dan kami juga menjadi yang terbaik. Level kami tidak kalah dengan perguruan tinggi internasional," tuturnya.
      
Sebelumnya, Ervan Mohammad juga meraih gelar juara di Kejurnas Catur di Aceh 2018. Ervan juga pernah berlaga di Myanmar, Thailand, Vietnam, Filipina, China, dan Rusia.
      
Sementara itu, Rektor IKIP Budi Utomo (IBU) Malang Dr Nurcholis Sunuyeko mengatakan sukses Ervan kembali membuktikan jika IBU secara perlahan menunjukkan kualitasnya dan saat ini sudah benar-benar memiliki reputasi internasional.
       
"Sejumlah prestasi internasional yang diraih mahasiswa IKIP Budi Utomo ini menunjukkan sebuah tata kelola yang tidak kalah dengan perguruan tinggi lain, yang tidak saja menjamin secara internal, tapi juga transnasional, termasuk dedikasi kami untuk Indonesia. Ervan maupun Ashfiya (Mohammad Ashfiya, atlet voli pantai), sudah membuktikan itu," paparnya.
       
Selain bangga dengan prestasi yang diraih mahasiswanya, Nurcholis yang juga Ketua Forki Kota Malang itu mengaku wajar kalau kemudian IBU menjadi pilihan cerdas bagi lulusan SMA dan sederajat untuk menggapai prestasi di bidang apapun tanpa melupakan karakter kebudiutamaan.
       
"Masyarakat sekarang bisa memilih, mana perguruan tinggi yang serius meningkatkan kualitas pendidikan, lulusannya atau tidak. Dan IBU, akan menjadi pilihan yang cerdas bagi lulusan SMA," tuturnya.
       
Menyinggung penghargaan (reward) bagi Ervan yang telah menorehkan prestasi di ajang internasional, Nurcholis mengatakan pasti ada. Sebagai salah satu mahasiswa berprestasi pasti ada pengahrgaan tersendiri, yakni bantuan beasiswa untuk percepatan studi yang akan diberikan oleh Yayasan IBU Khadijah Malang.

Sebelumnya, prestasi olahraga level internasional yang diraih mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang, di antaranya adalah mempersembahkan perak dalam Asian Games 2018 untuk cabang voli pantai melalui Mohammad Ashfiya, serta gelar juara nasional di sejumlah cabang olahraga, termasuk pencak silat. (*)

 

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019