Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan pesta demokrasi berupa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 merupakan cara rakyat memilih wakilnya dari berbagai partai dan pemimpin untuk menentukan masa depannya melalui undang-undang dan kebijakan.
"Sebetulnya pemilu itu cara mengatasi perbedaan. Rakyat bisa memilih wakilnya juga pemimpin yang memiliki kesamaan dengan yang ingin diperjuangkan," kata dia di Bojonegoro, Jatim, Rabu.
Berbicara dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI yang digelar Anggota DPR RI Fraksi PAN Bambang Budi Susanto, ia menjelaskan bahwa pemilu yang berjalan di Tanah Air, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden patut disyukuri karena berbeda dengan negara otoriter.
"Adanya pemilu, masyarakat di Indonesia yang majemuk bisa mengatasi adanya perbedaan dengan cara demokrasi," ucapnya.
Ia yang juga Ketua Umum PAN itu, ikut menyosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada undangan dari jajaran PAN juga undangan lainnya, namun hanya mengulas terkait Pancasila.
Menurut dia, bahwa kesepakatan yang berlaku sekarang dalam mengelola negeri dengan demokrasi Pancasila.
"Berbeda dengan di era dulu (orde baru), Pak Harto dipilih melalui perwakilan. Tapi, sekarang pemimpin yang menentukan rakyat langsung," katanya seraya menambahkan bahwa UUD 1945 sudah mengalami amandemen sebanyak empat kali.
Rhoma Irama, yang juga hadir dalam acara sosialisasi empat pilar kebangsaan itu, meminta semua pihak harus tetap menjaga tali persatuan agar tidak terjadi perpecahan hanya karena beda pilihan.
Hadir dalam acara itu Ketua DPD PAN Jawa Timur, Masfuk, Ketua DPD PAN Bojonegoro Suyuthi, juga sejumlah calon legislatif PAN daerah pemilihan (dapil)?IX yaitu Bojonegoro dan Tuban, serta caleg DPRD Jawa Timur dan DPRD setempat.
Pada kesempatan itu, Zulkifli Hasan, dengan didampingi Rhoma Irama menyerahkan sertifikat sosialisasi empat pilar kebangsaan MPR RI (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) kepada sejumlah komunitas.
Selain itu, Zulkifli Hasan dengan rombongan juga berkunjung Ponpes Ar Rahmad dan bertemu dengan simpatisan PAN di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Sebetulnya pemilu itu cara mengatasi perbedaan. Rakyat bisa memilih wakilnya juga pemimpin yang memiliki kesamaan dengan yang ingin diperjuangkan," kata dia di Bojonegoro, Jatim, Rabu.
Berbicara dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI yang digelar Anggota DPR RI Fraksi PAN Bambang Budi Susanto, ia menjelaskan bahwa pemilu yang berjalan di Tanah Air, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden patut disyukuri karena berbeda dengan negara otoriter.
"Adanya pemilu, masyarakat di Indonesia yang majemuk bisa mengatasi adanya perbedaan dengan cara demokrasi," ucapnya.
Ia yang juga Ketua Umum PAN itu, ikut menyosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada undangan dari jajaran PAN juga undangan lainnya, namun hanya mengulas terkait Pancasila.
Menurut dia, bahwa kesepakatan yang berlaku sekarang dalam mengelola negeri dengan demokrasi Pancasila.
"Berbeda dengan di era dulu (orde baru), Pak Harto dipilih melalui perwakilan. Tapi, sekarang pemimpin yang menentukan rakyat langsung," katanya seraya menambahkan bahwa UUD 1945 sudah mengalami amandemen sebanyak empat kali.
Rhoma Irama, yang juga hadir dalam acara sosialisasi empat pilar kebangsaan itu, meminta semua pihak harus tetap menjaga tali persatuan agar tidak terjadi perpecahan hanya karena beda pilihan.
Hadir dalam acara itu Ketua DPD PAN Jawa Timur, Masfuk, Ketua DPD PAN Bojonegoro Suyuthi, juga sejumlah calon legislatif PAN daerah pemilihan (dapil)?IX yaitu Bojonegoro dan Tuban, serta caleg DPRD Jawa Timur dan DPRD setempat.
Pada kesempatan itu, Zulkifli Hasan, dengan didampingi Rhoma Irama menyerahkan sertifikat sosialisasi empat pilar kebangsaan MPR RI (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) kepada sejumlah komunitas.
Selain itu, Zulkifli Hasan dengan rombongan juga berkunjung Ponpes Ar Rahmad dan bertemu dengan simpatisan PAN di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota. (*)
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019