Surabaya (Antaranews Jatim) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur telah menyiapkan empat program pengendalian inflasi di wilayah setempat selama 2019-2021, menyusul tercapainya pengendalian dua tahun terakhir.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi A Johansyah yang juga bagian dari TPID Jatim, di Surabaya, Rabu mengatakan, strategi pertama, yakni akan dilakukan upaya keterjangkauan harga dengan mendorong program stabilisasi harga dan pengelolaan permintaan.
Difi yang ditemui usai acara evaluasi program TPID dan pengesahan peta jalan TPID Jatim 2019-2021 mengatakan, untuk strategi kedua akan diupayakan ketersediaan pasokan dengan program memperkuat produksi, cadangan pangan pemerintah dan pengelolaan ekspor-impor pangan serta memperkuat kelembagaan.
Untuk strategi ketiga, Difi akan mendorong kelancaran distribusi, dengan mendorong kerja sama perdagangan antardaerah dan meningkatkan infrastruktur perdagangan.
"Strategi keempat, kami akan melakukan komunikasi ffektif dengan program memperbaiki kualitas data serta memperkuat koordinasi pusat dan daerah," katanya.
Difi mengatakan empat strategi tersebut telah disepakati bersama oleh TPID Jatim dalam rapat evaluasi program, dan diharapkan inflasi Jawa Timur selama empat tahun ke depan dapat terkendali dengan tata niaga pangan yang baik.
Sebelumnya, Difi menjelaskan dalam kurun waktu empat tahun terakhir, inflasi Jatim terkendali dalam batas target dan menunjukkan tren penurunan.
Pada tahun 2018, inflasi Jawa Timur terkendali di level 2,86 persen (year on year), atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 3,13 persen (year on year).
Tren penurunan inflasi, kata dia, juga terlihat dari pergerakan inflasi bulanan Jawa Timur dimana rata-rata inflasi bulanan tercatat terus mengalami penurunan dibanding rata-rata inflasi lima tahun terakhir
"Hal ini mengindikasikan perkembangan Jatim sangat positif, yaitu ketahanan ekonomi mampu meredam tekanan inflasi yang bersumber dari komoditas volatile food (bahan pangan)," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi A Johansyah yang juga bagian dari TPID Jatim, di Surabaya, Rabu mengatakan, strategi pertama, yakni akan dilakukan upaya keterjangkauan harga dengan mendorong program stabilisasi harga dan pengelolaan permintaan.
Difi yang ditemui usai acara evaluasi program TPID dan pengesahan peta jalan TPID Jatim 2019-2021 mengatakan, untuk strategi kedua akan diupayakan ketersediaan pasokan dengan program memperkuat produksi, cadangan pangan pemerintah dan pengelolaan ekspor-impor pangan serta memperkuat kelembagaan.
Untuk strategi ketiga, Difi akan mendorong kelancaran distribusi, dengan mendorong kerja sama perdagangan antardaerah dan meningkatkan infrastruktur perdagangan.
"Strategi keempat, kami akan melakukan komunikasi ffektif dengan program memperbaiki kualitas data serta memperkuat koordinasi pusat dan daerah," katanya.
Difi mengatakan empat strategi tersebut telah disepakati bersama oleh TPID Jatim dalam rapat evaluasi program, dan diharapkan inflasi Jawa Timur selama empat tahun ke depan dapat terkendali dengan tata niaga pangan yang baik.
Sebelumnya, Difi menjelaskan dalam kurun waktu empat tahun terakhir, inflasi Jatim terkendali dalam batas target dan menunjukkan tren penurunan.
Pada tahun 2018, inflasi Jawa Timur terkendali di level 2,86 persen (year on year), atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 3,13 persen (year on year).
Tren penurunan inflasi, kata dia, juga terlihat dari pergerakan inflasi bulanan Jawa Timur dimana rata-rata inflasi bulanan tercatat terus mengalami penurunan dibanding rata-rata inflasi lima tahun terakhir
"Hal ini mengindikasikan perkembangan Jatim sangat positif, yaitu ketahanan ekonomi mampu meredam tekanan inflasi yang bersumber dari komoditas volatile food (bahan pangan)," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019