Surabaya (Antaranews Jatim) - Dinas Perhubungan Kota Surabaya melakukan langkah-langkah guna  mengurai kemacetan lalu lintas di Bundaran Satelit Jalan Mayjen Sungkono ke arah Jalan HR. Muhamamad dampak dari pembangunan "underpass" atau jalan bawah tanah di kawasan tersebut.
     
"Kami berharap masyarakat bersabar dan mencari jalan alternatif yang lainnya. Jika pengendara dari barat dan tujuannya ke wilayah Timur, bisa melewati Wiyung, Gunung Sari, sedangkan dari sisi utara bisa mengunakan akses jalan Banyu Urip dan Tandes," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad, di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, ada penyempitan di Jalan Mayjen Sungkono akibat pembangunan "underpass" sehingga menyebabkan kepadatan kendaraan di kawasan tersebut beberapa hari terakhir ini.   Penyempitan lajur dari Bundaran Satelit arah Jalan Mayjen Sungkono berawal karena empat lajur menjadi satu lajur. Sedangkan Jalan Dukuh Kupang awalnya dua arah menjadi satu arah.
     
Menurut dia, untuk menguarai kemacetan dijalan Bundaran Satelit, sementara ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengatur para pengendara yang melintas agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
     
"Memang proses pembangunan ini berat bagi masyarakat yang lewat. Tapi dalam waktu dekat akan selesai dikerjakan. Rapat terakhir dengan rekanan dan Bappeko pada Februari 'underpass' selesai," katanya.
     
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya memasang papan himbauan di beberapa kawasan, seperti di Babatan–Unesa, Jalan Dr. Soetomo dan lainnya. "Penyempitan jalan itu yang membuat kepadatan lalu lintas pada jam sibuk, tapi sudah kami pasang papan imbaun agar masyarakat mengerti," ujarnya.
     
Bahkan, lanjut dia, jalan "underpas" tersebut nantinya bisa langsung digunakan setelah pembangunannya tuntas pada Februari mendatang.  Nantinya di "underpass",  kata dia, Dishub tidak memasang traffict light dari arah Barat ke Timur.
     
"Ini diharapkan nantinya bisa mengurangi kepadatan lalulintas," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019