Kediri (Antaranews Jatim) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Jawa Timur, mencatat produktivitas tanaman padi di daerah itu meningkat dari sebelumnya 6,5 ton per hektare menjadi tujuh ton per hektare. 

"Ini hasil yang luar biasa. Sistem pertanian di Kediri menggunakan jajar legowo. Jadi, produksi bisa sampai tujuh ton per hektare, padahal biasanya hanya 6,5 ton per hektare," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih di Kediri, Rabu.

Ia mengungkapkan produksi padi di Kota Kediri pada 2018 hingga 12 ribu ton dari luas lahan 1.700 hektare yang tersebar di tiga kecamatan. Pemerintah merencanakan produktivitas per hektare bisa terus bertambah bahkan hingga 10 ton per hektare.

Semeru mengatakan pemerintah berupaya keras agar produksi padi menjadi lebih baik. Terlebih lagi, untuk lahan di kota sudah sulit untuk ditambah, sehingga hanya mengoptimalkan lahan yang ada. Salah satunya dengan sistem jajar legowo sehingga produksi padi juga bisa lebih melimpah. 

Selain itu, para petani juga sudah semakin menerapkan pola tanam yang lebih baik dengan tidak selalu mengandalkan pupuk kimia melainkan kompos. Hal itu juga berlaku untuk pestisida, yang lebih memanfaatkan hayati untuk mengatasi berbagai hama sehingga padi tumbuh dengan bagus. 

Semeru mengakui kebutuhan pokok masyarakat di Kota Kediri tidak selalu terpenuhi dengan produksi padi yang hanya sekitar 12 ribu ton hektare tersebut. Dari produksi itu, hanya cukup untuk kebutuhan 30 persen warga Kediri. Namun, pemerintah berupaya keras agar produksi menjadi lebih bagus. 

Pemerintah kota, tambah dia, juga sudah banyak memberikan bantuan untuk para petani seperti berbagai alat pertanian, misalnya, pompa air, traktor tangan dan berbagai peralatan lainnya yang memudahkan para petani untuk tanam. Para petani juga terus dilakukan pembinaan, sehingga mereka semakin mengetahui pola tanam yang baik. 

Ia juga mengakui saat ini musim tanam juga belum optimal. Sejumlah daerah di Kota Kediri masih kekurangan air yang menyebabkan petani terpaksa menunda tanam, salah satunya Kelurahan Balowerti, Kota Kediri. Padahal, biasanya di Desember-Januari, petani sudah tanam semua. 

Namun, dirinya menegaskan dengan kondisi itu tidak memicu terjadinya kekurangan pasokan pangan di kota, sebab salah satunya bisa dipasok dari luar kota. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019