Blitar (Antaranews Jatim) - Seekor lumba-lumba terdampar di kawasan Pantai Serang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dalam kondisi badan yang penuh luka, yang diduga terbawa arus hingga ke tepi pantai.
Kepala Desa Serang, Dwi Handoko di desanya, Rabu mengemukakan, ikan itu ditemukan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bina Samudera di kawasan pantai, pada Selasa (8/1) pagi dalam kondisi hidup.
Temuan ikan itu lalu dikoordinasikan dengan petugas di kawasan pantai, dengan harapan segera ada tindak lanjut untuk penyelamatan ikan tersebut.
"Petugas berupaya agar lumba-lumba yang terdampar itu dikembalikan ke laut sejauh kurang lebih 100 meter dari bibir pantai. Ada enam anggota dari Pokmaswas Bina Samudera Pantai Serang itu sekitar jam 09.00 WIB. Namun, pada pukul 13.00 WIB, ikan itu kembali menepi ke pantai," kata dia.
Petugas, kata dia, juga langsung berupaya kembali menolong ikan tersebut untuk dikembalikan ke laut. Sambil menunggu gelombang laut. Setelah dibiarkan, lumba-lumba itu juga masih kembali ke bibir pantai hingga pukul 15.00 WIB. Fisik ikan itu juga diketahui lembah, sehingga sudah tidak dimungkinkan untuk dikembalikan lagi ke laut.
Ikan itu, tambah dia, kemudian dievakuasi oleh tim ke dalam kolam bak fiber di samping kantor Pokmaswas Bina Samudera di kawasan pantai. Tim lalu koordinasi dengan BPSPL Denpasar, DKP Provinsi Jatim, UPT Tambak Rejo, P2SKP, Sahabat Alam Indonesia, JAAN, Dolphin Project, hingga COP guna mendapatkan bantuan lebih untuk penanganan ikan tersebut.
Ia menyebut, saat ditemukan tubuh ikan itu dipenuhi dengan luka. Dimungkinkan tubuhnya terbentur dengan karang, sehingga luka. Tim juga memerlukan bantuan dari tim ahli lainnya, yang lebih memahami untuk penanganan ikan lumba-lumba. Terlebih lagi, di tubuh ikan banyak luka.
"Kondisinya memang parah. Kemungkinan di tengah laut menabrak karang sampai dia mendarat. Dari pemeriksaan tim ahli ada sekitar 180 luka baik lebam dan lecet," kata dia.
Petugas ahli, tambah dia, juga langsung datang dan berupaya untuk melakukan identifikasi dan perekaman video sebagai dokumentasi kondisi ikan itu, termasuk melakukan identifikasi morfometri.
Namun, dalam pengecekan yang dilakukan ternyata ikan itu mati, sehingga diputuskan untuk dikubur.
Dari hasil identifikasi morfometri, diketahui kematian lumba-lumba itu diduga akibat adanya fraktur di bagian "blowhole" atau lubang sembur dan mengacu pada bekas luka goresan yan gada pada tubuh ikan itu, dipastikan bukan karena dampak jaring nelayan.
Ikan itu adalah jenis lumba-lumba belang atau "Stripped dolphin". Ikan itu berjenis kelamin jantan dewasa dengan berat badan kurang lebih 40-50 kilogram, panjang 147 centimeter. Selain luka gores hingga 180 titik, juga terdapat 14 titik jamur, inflamasi atau peradangan akut di mata kanan dan fraktur pada "blowhole".
"Tadi proses identifikasi selesai pada pukul 02.55 (Rabu, 9/1) dan selanjutnya dilakukan penguburan bangkai lumba-lumba yang mati itu selesai pagi tadi, jam 05.00 WIB.
Handoko juga menyebut, ikan lumba-lumba yang terdampar hingga Pantai Serang termasuk kejadian langka. Namun, sejumlah nelayan biasanya mengetahui ikan ini juga berada di kawasan pantai selatan. Diharapkan, para nelayan juga berhati-hati saat mencari ikan, untuk tidak menangkap ikan yang dilindungi, seperti lumba-lumba. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Desa Serang, Dwi Handoko di desanya, Rabu mengemukakan, ikan itu ditemukan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bina Samudera di kawasan pantai, pada Selasa (8/1) pagi dalam kondisi hidup.
Temuan ikan itu lalu dikoordinasikan dengan petugas di kawasan pantai, dengan harapan segera ada tindak lanjut untuk penyelamatan ikan tersebut.
"Petugas berupaya agar lumba-lumba yang terdampar itu dikembalikan ke laut sejauh kurang lebih 100 meter dari bibir pantai. Ada enam anggota dari Pokmaswas Bina Samudera Pantai Serang itu sekitar jam 09.00 WIB. Namun, pada pukul 13.00 WIB, ikan itu kembali menepi ke pantai," kata dia.
Petugas, kata dia, juga langsung berupaya kembali menolong ikan tersebut untuk dikembalikan ke laut. Sambil menunggu gelombang laut. Setelah dibiarkan, lumba-lumba itu juga masih kembali ke bibir pantai hingga pukul 15.00 WIB. Fisik ikan itu juga diketahui lembah, sehingga sudah tidak dimungkinkan untuk dikembalikan lagi ke laut.
Ikan itu, tambah dia, kemudian dievakuasi oleh tim ke dalam kolam bak fiber di samping kantor Pokmaswas Bina Samudera di kawasan pantai. Tim lalu koordinasi dengan BPSPL Denpasar, DKP Provinsi Jatim, UPT Tambak Rejo, P2SKP, Sahabat Alam Indonesia, JAAN, Dolphin Project, hingga COP guna mendapatkan bantuan lebih untuk penanganan ikan tersebut.
Ia menyebut, saat ditemukan tubuh ikan itu dipenuhi dengan luka. Dimungkinkan tubuhnya terbentur dengan karang, sehingga luka. Tim juga memerlukan bantuan dari tim ahli lainnya, yang lebih memahami untuk penanganan ikan lumba-lumba. Terlebih lagi, di tubuh ikan banyak luka.
"Kondisinya memang parah. Kemungkinan di tengah laut menabrak karang sampai dia mendarat. Dari pemeriksaan tim ahli ada sekitar 180 luka baik lebam dan lecet," kata dia.
Petugas ahli, tambah dia, juga langsung datang dan berupaya untuk melakukan identifikasi dan perekaman video sebagai dokumentasi kondisi ikan itu, termasuk melakukan identifikasi morfometri.
Namun, dalam pengecekan yang dilakukan ternyata ikan itu mati, sehingga diputuskan untuk dikubur.
Dari hasil identifikasi morfometri, diketahui kematian lumba-lumba itu diduga akibat adanya fraktur di bagian "blowhole" atau lubang sembur dan mengacu pada bekas luka goresan yan gada pada tubuh ikan itu, dipastikan bukan karena dampak jaring nelayan.
Ikan itu adalah jenis lumba-lumba belang atau "Stripped dolphin". Ikan itu berjenis kelamin jantan dewasa dengan berat badan kurang lebih 40-50 kilogram, panjang 147 centimeter. Selain luka gores hingga 180 titik, juga terdapat 14 titik jamur, inflamasi atau peradangan akut di mata kanan dan fraktur pada "blowhole".
"Tadi proses identifikasi selesai pada pukul 02.55 (Rabu, 9/1) dan selanjutnya dilakukan penguburan bangkai lumba-lumba yang mati itu selesai pagi tadi, jam 05.00 WIB.
Handoko juga menyebut, ikan lumba-lumba yang terdampar hingga Pantai Serang termasuk kejadian langka. Namun, sejumlah nelayan biasanya mengetahui ikan ini juga berada di kawasan pantai selatan. Diharapkan, para nelayan juga berhati-hati saat mencari ikan, untuk tidak menangkap ikan yang dilindungi, seperti lumba-lumba. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019