Probolinggo (Antaranews Jatim) - PT Pembangkitan Jawa Bali terus memaksimalkan produksi listrik dari PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur, supaya pasokan listrik tetap aman dan tidak terjadi kendala yang berarti pada 2019.
Direktur Operasi I PT PJB Sugianto menjelaskan, saat ini kapasitas PLTU Paiton unit 1 dan 2 yang dikelola PJB sebesar 2x400 megawatt (MW).
"Di tahun ini kami akan memaksimalkan operasional produksi listrik sesuai dengan kapasitas tersebut, karena biasanya lebih rendah dari angka 2x400 MW," ujarnya saat dikonfirmasi di Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.
Ia mengemukakan, pada tahun ini PJB akan melakukan pengawasan ketat terhadap operasional pembangkit.
"Tujuannya menjamin pasokan kelistrikan demi suksesnya pemilu, karena PLTU Paiton adalah tulang punggung kelistrikan Jawa dan Bali. Kami optimistis mampu memasok listrik dengan aman," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, General Manager PT Unit Pembangkit Paiton Mustofa mengatakan, pada 2018 lalu, dari total kapasitas produksi listrik PLTU Paiton unit 1 dan 2 yang berhasil terjual sekitar 80 persennya.
"Penjualan listrik setiap tahun itu selalu bergantung pada perencanaan dan pemeliharaan pembangkit. Terkait target 2019, sebenarnya masih menunggu hasil perencanan tahunan perusahaan, tapi kami perkirakan angka penjualannya bisa meningkat menjadi 83 persen dari total kapasitas," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengapresiasi kinerja jajaran PT PJB dalam hal ini PLTU Paiton atas prestasi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Emas dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
"Paiton sebagai salah satu kompleks PLTU terbesar di Jawa akan menjadi sensitif apabila pengelolaan lingkungannya tidak baik, sudah terbukti Paiton 1 dan 2 berhasil melakukannya," kata Jonan saat kunjungan kerja di PLTU Paiton Kabupaten Probolinggo.
Ia berharap, polusi udara yang dihasilkan dari sisa produksi Paiton bisa terus diturunkan melalui temuan teknologi.
"Kinerja yang dilakukan Pembangkitan Jawa Bali dalam menjalankan PLTU Paiton sangat baik itu harus terus ditingkatkan," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Direktur Operasi I PT PJB Sugianto menjelaskan, saat ini kapasitas PLTU Paiton unit 1 dan 2 yang dikelola PJB sebesar 2x400 megawatt (MW).
"Di tahun ini kami akan memaksimalkan operasional produksi listrik sesuai dengan kapasitas tersebut, karena biasanya lebih rendah dari angka 2x400 MW," ujarnya saat dikonfirmasi di Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.
Ia mengemukakan, pada tahun ini PJB akan melakukan pengawasan ketat terhadap operasional pembangkit.
"Tujuannya menjamin pasokan kelistrikan demi suksesnya pemilu, karena PLTU Paiton adalah tulang punggung kelistrikan Jawa dan Bali. Kami optimistis mampu memasok listrik dengan aman," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, General Manager PT Unit Pembangkit Paiton Mustofa mengatakan, pada 2018 lalu, dari total kapasitas produksi listrik PLTU Paiton unit 1 dan 2 yang berhasil terjual sekitar 80 persennya.
"Penjualan listrik setiap tahun itu selalu bergantung pada perencanaan dan pemeliharaan pembangkit. Terkait target 2019, sebenarnya masih menunggu hasil perencanan tahunan perusahaan, tapi kami perkirakan angka penjualannya bisa meningkat menjadi 83 persen dari total kapasitas," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengapresiasi kinerja jajaran PT PJB dalam hal ini PLTU Paiton atas prestasi Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Emas dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
"Paiton sebagai salah satu kompleks PLTU terbesar di Jawa akan menjadi sensitif apabila pengelolaan lingkungannya tidak baik, sudah terbukti Paiton 1 dan 2 berhasil melakukannya," kata Jonan saat kunjungan kerja di PLTU Paiton Kabupaten Probolinggo.
Ia berharap, polusi udara yang dihasilkan dari sisa produksi Paiton bisa terus diturunkan melalui temuan teknologi.
"Kinerja yang dilakukan Pembangkitan Jawa Bali dalam menjalankan PLTU Paiton sangat baik itu harus terus ditingkatkan," katanya.(*)
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019