Jakarta (Antaranews Jatim) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta Badan Reserse Kriminal Polri mengusut tuntas hoaks soal surat suara Pemilu 2019 sebanyak tujuh kontainer sudah tercoblos dan berada di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
"Meminta diusut tuntas, ditarik siapa orang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan isu berkaitan dengan kontainer," ujar Tjahjo Kumolo usai bertemu Kabareskrim Komjen Pol Arief Sulistyanto di Gedung Bareskrim, Jakarta, Kamis.
Tjahjo juga meminta Bareskrim mengusut tuntas pelaku penyebaran berita bohong adanya data siluman 31 juta untuk Pemilu 2019 yang disebutnya tidak ditemukan satu pun.
Hoaks tersebut dinilainya meresahkan dan membangun opini masyarakat yang dikhawatirkan akan mengganggu proses konsolidasi demokrasi.
Selain itu, dua berita bohong tersebut mencederai partai politik sebagai pelaku utama dalam Pemilu 2019.
Sebagai Mendagri, Tjahjo mendukung penuh upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan melaporkan berita bohong soal surat suara tercoblos ke Bareskrim Polri hari ini.
"Saya yakin KPU sudah melaksanakan secara transparan dan terbuka sesuai dengan aturan dan undang-undang yang ada," tutur Tjahjo.
Baca juga: Arief Budiman: Hoaks Surat Suara Tercoblos Kejam
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman pada rabu (2/1) malam hingga Kamis dini hari melakukan pengecekan langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk memastikan apakah ada surat suara dalam tujuh kontainer yang sudah tercoblos sebagaimana informasi yang beredar melalui media sosial.
Arief Budiman mengatakan kabar yang beredar tidak sesuai dengan fakta di lapangan setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Bea dan Cukai serta pengecekan langsung yang dilakukannya bersama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
KPU mendapatkan informasi ada tujuh kontainer surat suara asal China yang sudah tercoblos untuk pasangan capres-cawapres nomor 01 ada di Tanjung Priok sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah itu, pihak KPU melakukan koordinasi dengan Bea dan Cukai, kepolisian maupun pihak terkait lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Meminta diusut tuntas, ditarik siapa orang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan isu berkaitan dengan kontainer," ujar Tjahjo Kumolo usai bertemu Kabareskrim Komjen Pol Arief Sulistyanto di Gedung Bareskrim, Jakarta, Kamis.
Tjahjo juga meminta Bareskrim mengusut tuntas pelaku penyebaran berita bohong adanya data siluman 31 juta untuk Pemilu 2019 yang disebutnya tidak ditemukan satu pun.
Hoaks tersebut dinilainya meresahkan dan membangun opini masyarakat yang dikhawatirkan akan mengganggu proses konsolidasi demokrasi.
Selain itu, dua berita bohong tersebut mencederai partai politik sebagai pelaku utama dalam Pemilu 2019.
Sebagai Mendagri, Tjahjo mendukung penuh upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan melaporkan berita bohong soal surat suara tercoblos ke Bareskrim Polri hari ini.
"Saya yakin KPU sudah melaksanakan secara transparan dan terbuka sesuai dengan aturan dan undang-undang yang ada," tutur Tjahjo.
Baca juga: Arief Budiman: Hoaks Surat Suara Tercoblos Kejam
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman pada rabu (2/1) malam hingga Kamis dini hari melakukan pengecekan langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk memastikan apakah ada surat suara dalam tujuh kontainer yang sudah tercoblos sebagaimana informasi yang beredar melalui media sosial.
Arief Budiman mengatakan kabar yang beredar tidak sesuai dengan fakta di lapangan setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Bea dan Cukai serta pengecekan langsung yang dilakukannya bersama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
KPU mendapatkan informasi ada tujuh kontainer surat suara asal China yang sudah tercoblos untuk pasangan capres-cawapres nomor 01 ada di Tanjung Priok sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah itu, pihak KPU melakukan koordinasi dengan Bea dan Cukai, kepolisian maupun pihak terkait lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019