Situbondo (Antaranews Jatim) - Pendapatan dari tiket masuk Ekowisata Kampung Blekok Desa Klatakan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yang merupakan objek wisata baru dan dikelola kelompok sadar wisata selama libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 mencapai sekitar Rp40 juta.
"Pendapatan Rp40 juta itu merupakan hasil penjualan tiket masuk ke Kampung Blekok, sejak diberlakukannya retribusi mulai 29 Desember 2018 atau selama empat hari hingga tahun baru kemarin," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ekowisata Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Kholid Maulana di Situbondo, Rabu.
Ia merinci sejak diberlakukannya tiket masuk ke wisata Kampung Blekok yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam itu, pada Sabtu 29 Desember 2018 penjualan tiket mendapatkan lebih dari Rp6 juta dan pada hari kedua mempersekitar Rp10 juta.
Sedangkan pada hati ketiga pada 31 Desember 2018 penjualan tiket masuk mendapatkan lebih dari Rp5 juta dan tepat pada Tahun Baru 2019 atau Selasa (1/1) pengunjung membludak dan memperpenjualan tiket lebih dari Rp18 juta.
"Kami juga tidak menyangka pengunjung membludak Selasa kamarin karena kami dari Pokdarwis Kampung Blekok juga baru belajar mengelola objek wisata ini," katanya.
Kholid menjelaskan jika dihitung jumlah pengunjung wisata Kampung Blekok yang merupakan wisata hutan bakau yang menjadi rumah atau tempat ribuan burung blekok atau sejenis burung bangau itu selama diberlakukan tiket masuk atau selama empat hari terakhir tercatat sekitar 10 ribu pengunjung.
"Tiket masuk orang dewasa Rp5.000 per orang dan untuk anak-anak Rp3.000 per orang. Jumlah pastinya untuk pengunjung wisata Kampung Blekok sampai hari ini masih kami rekap," ujarnya.
Ia menambahkan dengan dikelola kelompok sadar wisata, wisata Kampung Blekok dapat memperkerjakan pemuda setempat dan bahkan juga berdampak positif kepada kondisi ekonomi masyarakat sekitar.
Informasi yabg dihimpun, penetapan tiket masuk wisata Kampung Blekok menggunakan Peraturan Desa (Perdes), mengingat pengelolaan objek wisata berwawasan lingkungan dan mengutamakan aspek konservasi alam itu dikelola langsung pokdarwis desa setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Pendapatan Rp40 juta itu merupakan hasil penjualan tiket masuk ke Kampung Blekok, sejak diberlakukannya retribusi mulai 29 Desember 2018 atau selama empat hari hingga tahun baru kemarin," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ekowisata Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Kholid Maulana di Situbondo, Rabu.
Ia merinci sejak diberlakukannya tiket masuk ke wisata Kampung Blekok yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam itu, pada Sabtu 29 Desember 2018 penjualan tiket mendapatkan lebih dari Rp6 juta dan pada hari kedua mempersekitar Rp10 juta.
Sedangkan pada hati ketiga pada 31 Desember 2018 penjualan tiket masuk mendapatkan lebih dari Rp5 juta dan tepat pada Tahun Baru 2019 atau Selasa (1/1) pengunjung membludak dan memperpenjualan tiket lebih dari Rp18 juta.
"Kami juga tidak menyangka pengunjung membludak Selasa kamarin karena kami dari Pokdarwis Kampung Blekok juga baru belajar mengelola objek wisata ini," katanya.
Kholid menjelaskan jika dihitung jumlah pengunjung wisata Kampung Blekok yang merupakan wisata hutan bakau yang menjadi rumah atau tempat ribuan burung blekok atau sejenis burung bangau itu selama diberlakukan tiket masuk atau selama empat hari terakhir tercatat sekitar 10 ribu pengunjung.
"Tiket masuk orang dewasa Rp5.000 per orang dan untuk anak-anak Rp3.000 per orang. Jumlah pastinya untuk pengunjung wisata Kampung Blekok sampai hari ini masih kami rekap," ujarnya.
Ia menambahkan dengan dikelola kelompok sadar wisata, wisata Kampung Blekok dapat memperkerjakan pemuda setempat dan bahkan juga berdampak positif kepada kondisi ekonomi masyarakat sekitar.
Informasi yabg dihimpun, penetapan tiket masuk wisata Kampung Blekok menggunakan Peraturan Desa (Perdes), mengingat pengelolaan objek wisata berwawasan lingkungan dan mengutamakan aspek konservasi alam itu dikelola langsung pokdarwis desa setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019