Kota Batu (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Batu mengimbau bagi warganya untuk tidak melakukan perayaan tahun baru secara berlebihan, mengingat saat ini Indonesia masih dalam suasana berduka setelah beberapa kali dilanda bencana alam.

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengimbau, masyarakat Kota Batu diharapkan merayakan pergantian tahun dengan suasana yang lebih khidmat, meski diperkenankan untuk menggelar acara hiburan yang memiliki nuansa tradisional kedaerahan.

"Saya mengimbau, masyarakat tidak merayakan tahun baru secara berlebihan. Mengingat Indonesia dalam suasana duka setelah terjadi bencana di beberapa daerah," kata Dewanti, saat memberikan pengarahan dalam Apel Siaga Kesiapan Pengamanan Pergantian Tahun 2019 di Alun-Alun Kota Batu, Senin.

Dewanti menambahkan, dalam merayakan malam pergantian tahun 2019, diharapkan bisa diwujudkan sebagai ungkapan rasa syukur seperti menggelar doa bersama, dan tidak melakukan hal-hal yang berlebihan atau bahkan hal-hal yang melanggar hukum.

Masyarakat yang berada di Wilayah Kota batu, tidak diperbolehkan untuk melakukan konvoi kendaraan bermotor, dengan menggunakan atribut apapun. Selain itu, dilarang untuk mengadakan kegiatan yang bertentangan dengan norma hukum, norma agama, dan norma sosial.

"Harus diisi hal-hal yang positif, seperti doa bersama, atau acara-acara yang mengedepankan kebersamaan," kata Dewanti.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 437 orang. Dari total korban yang tercatat tersebut, sebanyak 426 jenazah sudah dimakamkan , sementara sembilan orang lainnya belum teridentifikasi.

Selain korban meninggal, sebanyak 16 orang juga dilaporkan masih hilang, sementara 14.059 orang lainnya mengalami luka-luka dan 33.721 orang mengungsi di berbagai tempat yang tersebar.

Dampak lain yang ditimbulkan akibat tsunami yang disebabkan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau tersebut adalah kerusakan pada sarana dan prasarana, yaitu 2.752 rumah, 92 penginapan dan warung, 510 perahu dan kapal dan beberapa fasilitas umum lainnya.

Lima kabupaten di dua provinsi terdampak tsunami tersebut, yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten serta Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung.(*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018