Surabaya (Antaranews Jatim) - Warga Kota Surabaya digegerkan dengan penemuan dua ular sanca di tempat berbeda yakni di Jalan Gunung Anyar Baru II A Nomor 29 pada Kamis (27/12) dan Jalan Cantian Tengah Nomor 58 Gang 5, Sidodadi, Simokerto, Jumat.
"Dalam dua hari ini ada penemuan ular sanca yakni di Gunung Anyar dan Simokerto," kata Komandan Tim Orong-Orong Dinas Pemadam Kebakaran (DPMK) Surabaya Widagdo Endang Suroso kepada Antara di Surabaya.
Menurut dia, untuk penemuan ular sinca dengan panjang 4 meter dan diameter 15 cm di Simokerto berawal dari laporan warga, Nurul melalui pelayanan pengaduan di Command Center 112 yang kemudian ditindaklanjuti oleh Tim Orong-Orong DPMK.
Mendapati hal itu, lanjut dia, 1 unit Tim Orong-Orong langsung bergerak menuju salah satu rumah warga di Cantian Tengah, Simokerto yang merupakan lokasi keberadaan ular sinca tersebut.
Saat evakuasi, petugas sedikit mengalami kesulitan karena ular tersebut berada di plafon rumah warga. Namun, ekor ular terlihat dari atap rumah sehingga petugas menarik pelan-pelan ular dengan menggunakan karung goni sampai akhirnya bisa mengamankannya
"Ular berhasil dievakuasi dengan keadaan hidup dan dibawa Tim Orong-Orong ke Mako DPMK Pasar Turi," katanya.
Widagdo menduga ular sanca tersebut peliharaan warga yang lepas. Namun hingga saat ini belum ada warga yang mengaku memiliki ular sanca yang masuk jenis berbahaya tersebut.
"Pimpinan kami mengarahkan agar ular tersebut diarahkan ke KBS (Kebun Binatang Surabaya). Namun dari KBS diarahkan ke BKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Timur di Sidoarjo karena ular tersebut bukan jenis satwa yang dilindungi. Besok (29/12) rencananya diambil pihak BKSDA," katanya.
Sementara untuk penemuan ular sanca di Gunung Anyar pada Kamis (27/12), Widagdo mengatakan ular tersebut juga sudah dievakuasi oleh Tim Orong-Orong. Ular sanca tersebut juga sudah diambil oleh pemiliknya.
"Ini termasuk fenomena. Ular tersebut membahayakan jika tidak ditangani dengan baik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Dalam dua hari ini ada penemuan ular sanca yakni di Gunung Anyar dan Simokerto," kata Komandan Tim Orong-Orong Dinas Pemadam Kebakaran (DPMK) Surabaya Widagdo Endang Suroso kepada Antara di Surabaya.
Menurut dia, untuk penemuan ular sinca dengan panjang 4 meter dan diameter 15 cm di Simokerto berawal dari laporan warga, Nurul melalui pelayanan pengaduan di Command Center 112 yang kemudian ditindaklanjuti oleh Tim Orong-Orong DPMK.
Mendapati hal itu, lanjut dia, 1 unit Tim Orong-Orong langsung bergerak menuju salah satu rumah warga di Cantian Tengah, Simokerto yang merupakan lokasi keberadaan ular sinca tersebut.
Saat evakuasi, petugas sedikit mengalami kesulitan karena ular tersebut berada di plafon rumah warga. Namun, ekor ular terlihat dari atap rumah sehingga petugas menarik pelan-pelan ular dengan menggunakan karung goni sampai akhirnya bisa mengamankannya
"Ular berhasil dievakuasi dengan keadaan hidup dan dibawa Tim Orong-Orong ke Mako DPMK Pasar Turi," katanya.
Widagdo menduga ular sanca tersebut peliharaan warga yang lepas. Namun hingga saat ini belum ada warga yang mengaku memiliki ular sanca yang masuk jenis berbahaya tersebut.
"Pimpinan kami mengarahkan agar ular tersebut diarahkan ke KBS (Kebun Binatang Surabaya). Namun dari KBS diarahkan ke BKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Timur di Sidoarjo karena ular tersebut bukan jenis satwa yang dilindungi. Besok (29/12) rencananya diambil pihak BKSDA," katanya.
Sementara untuk penemuan ular sanca di Gunung Anyar pada Kamis (27/12), Widagdo mengatakan ular tersebut juga sudah dievakuasi oleh Tim Orong-Orong. Ular sanca tersebut juga sudah diambil oleh pemiliknya.
"Ini termasuk fenomena. Ular tersebut membahayakan jika tidak ditangani dengan baik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018