Surabaya, (Antaranews Jatim) - Target Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai (pajale) terus mendapat dukungan dari sejumlah pihak, salah satunya dukungan dari Serikat Tani Nasional.

Ketua Umum Serikat Tani Nasional Ahmad Rifai dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Sabtu, mengatakan, pemerintah sudah berada di jalan yang benar dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan petani melalui produksi pajale.

Target 119,8 juta ton, kata Rifai, adalah angka yang realistis dan harus mendapat dukungan banyak pihak.

"Selama ini, Serikat Tani Nasional selalu mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas," katanya.

Rifai mengatakan, untuk memenuhi target tersebut, pemerintah sebaiknyamenyiapkan cara atau percepatan dengan memberi modal dan teknologi kepada petani secara langsung. 

"Target itu harus menggunakan taktik juga," katanya.

Pengamat pertanian Dwi Andreas Santosa pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa Kementan muluk muluk dalam membuat target.

Menanggapi hal ini, Rifai menilai pernyataan itu sebaiknya tidak keluar dari seorang ilmuan dan akademisi, sebab komentar semacam itu hanya membuat petani pesimistis dan berat dalam menjalankan aktivitas pertanian.

"Ya, kalau dia berkomentar soal tidak perlu target, saya pikir itu agak keliru ya. Seharusnya dia memberikan support kepada pemerintah sebagai akademisi. Tentu saja pemerintah harus mempunyai target dan perencanaan yang matang. Sehingga koreksi kita kepada pemerintah bisa berjalan," katanya.

Menurut Rifai, pernyataan Andreas sama artinya dengan pernyataan putus asa. Sebaliknya, dia seharusnya mengeluarkan pernyataan yang bersifat gotong royong dalam pikiran, tindakan dan ucapan.

"Saya kira itu yang sangat diperlukan oleh bangsa kita hari ini. Bukan mengeluarkan pernyataan-pernyataan lain. Apalagi statement itu keluar dari seorang profesor, akademisi yang ilmiah. Sesuatu yang ilmiah itu kan (semestinya) membuat semangat bangkit," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018