Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Bogor, Jateng Bima Arya Sugiarto beserta jajarannya, kepala dinas, camat dan lurah belajar mengenai kampung tematik dan naturalisasi sungai dengan berkunjung ke Kota Surabaya, Jatim, Rabu.
     
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan bahwa kampung tematik di Kota Surabaya memang sengaja dirawat. Bahkan, sudah menyebar di berbagai kampung di Surabaya. 
     
"Yang paling penting adalah menumbuhkan kesadaran warga untuk sama-sama menjaga dan peduli pada kampungnya," kata Risma saat pertemuan dengan Wali Kota Bogor Bima Aryo di ruang sidang Wali Kota Surabaya.
     
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan tidak ada hari tanpa mengeruk sungai, sehingga lama kelamaan sungai itu bersih dengan sendirinya. 
     
Ia juga mengaku memulai pengerukan itu dengan hanya dua alat berat, tapi sekarang sudah puluhan alat berat yang setiap hari bekerja mengeruk sungai dan saluran. 
     
"Jadi, tiap hari alat berat itu mengeruk, kemudian hasil kerukannya itu digunakan untuk membangun taman dan pemakaman di Surabaya," ujarnya.
     
Selain itu, Wali Kota Risma juga menyampaikan banyak hal tentang cara penertiban PKL dan pemberdayaan warga. Bahkan, pada kesempatan itu pula, Risma mengajak Bima Arya memasuki ruang kerjanya yang terpajang ratusan monitor CCTV. Saat itu, ia menjelaskan bagaimana mengontrol Kota Surabaya dari ruang kerjanya itu, mulai keamanan, pompa air dan arus lalu lintas.
     
Saat di ruang kerjanya itu, Wali Kota Risma juga menyarankan kepada Bima untuk membuat sistem pendeteksi angin dan hujan. Apalagi, Bogor saat ini tengah diterpa musibah angin putting beliung, sehingga cocok untuk menerapkan sistem itu. 
     
"Saya sarankan Pak Bima untuk membuat ini dulu karena ini sangat penting menurut saya di Bogor," ujarnya.
     
Sistem itu merupakan pendeteksi angin dan hujan yang nyambung dengan sistemnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Melalui sistem itu, pergerakan angin dan lokasi-lokasi yang hujan bisa diketahui dengan terdeteksi.
     
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku tertarik untuk mengadopsi sistem yang diterapkan di Surabaya untuk dibawa ke Bogor. 
     
"Jadi Bu Risma itu tahu apa yang dibutuhkan Bogor sekarang. Apalagi kita baru saja mengalami angin puting beliung. Memang tidak bisa dihindarkan, tapi kita bisa mengantasipasi itu dengan cara tanda-tanda alamnya. Bu Risma punya itu, kita akan minta itu untuk diaplikasikan nanti di Bogor," ujarnya.
     
Menurutnya, yang paling penting sudah ada sistemnya, sehingga selanjutnya tinggal bekerja sama dengan BMKG dan stafnya bisa membaca sistem itu. Selama ini, kata dia, kalau cuaca belum sampai secanggih itu, karena selama ini hanya mendapatkan informasi dari BMKG, dan itu prosesnya agak lama. 
     
"Rencananya, sistem itu akan kami terapkan juga di Bogor, sehingga angin putting beliung bisa dibaca tanda-tanda alamnya secara cepat," katanya.
     
Ia juga mengaku banyak sekali yang bisa diambil dari kunjungan itu. Bahkan, saran-sarannya  juga sangat banyak didapatkan dari pertemuan itu, termasuk penertiban PKL, pemberdayaan ekonomi warga dan pelayanan publik. 
     
"Banyak tadi saran-saran dari Bu Risma, bahkan yang sangat teknis sekali. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bu Risma karena saran-sarannya untuk diterapkan di lapangan," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018